DI tengah tekanan ekonomi dan kompetisi sosial yang semakin ketat, tak jarang kita sebagai orang tua tanpa sadar memandang anak sebagai investasi jangka panjang. “Asal disekolahkan tinggi-tinggi, suatu hari dia akan membalas,” begitu pikir sebagian orang tua.
Sayangnya, pola pikir ini bisa menjadi akar dari pola asuh balas budi yang berbahaya, yang justru menciptakan luka emosional dalam relasi orang tua dan anak.
Anak bukanlah tabungan yang kelak harus memberikan bunga. Ia adalah amanah dari Tuhan, bukan proyek kehidupan. Saat kita mendidik anak dengan harapan ia akan membalas jasa, mencukupi finansial kita di masa tua, atau bahkan menjadi kebanggaan di mata sosial, kita tengah menanamkan beban tak kasatmata ke pundaknya.
Beban itu bisa mengikis kepercayaan dirinya, mengurangi makna kebebasan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri, dan menjauhkan ia dari hakikat cinta yang seharusnya ia terima: cinta tanpa syarat.
Pola asuh balas budi seringkali membuat orang tua mengabaikan kebutuhan emosional anak. Ia tumbuh dengan rasa bersalah, merasa harus selalu memenuhi ekspektasi orang tuanya.
Padahal, pendidikan yang baik seharusnya membentuk anak menjadi pribadi yang kuat, berdaya, dan merdeka secara batin, bukan sekadar sukses dalam ukuran materi. Jika kita ingin anak memiliki masa depan cerah, kita harus terlebih dahulu memastikan bahwa ia bahagia dan utuh secara psikologis.
Menjadi orang tua bukan tentang menerima kembali, tetapi memberi segenap cinta, dukungan, dan bimbingan, tanpa pamrih. Anak yang merasa dicintai tanpa syarat akan tumbuh dengan hati yang penuh, mampu berempati, dan lebih mungkin kembali memberi secara alami, bukan karena terpaksa.
Mari kita ubah paradigma: anak bukan warisan, bukan pula jaminan hari tua. Ia adalah titipan yang harus dijaga dan dibimbing dengan kesabaran, cinta, dan ketulusan.
Dengan begitu, bukan hanya anak yang tumbuh utuh, tapi juga kita sebagai orang tua akan menemukan makna sejati dalam menjalani peran luhur ini. Bukan balasan yang kita harapkan, melainkan keberkahan dalam setiap langkah mereka yang kita bimbing dengan cinta.
KOMENTAR ANDA