PENDIDIKAN seks saat ini janganlah dipandang tabu. Para orangtua tidak perlu lagi merasa ragu memperkenalkan pendidikan seks sejak dini, meski anak belum bisa berkata-kata dengan benar. Begitu dikatakan Retno Lelyani Dewi, S.Psi, M.Pd saat menjadi pembicara di acara Seminar Online: Pembelajaran di Rumah dan Risiko Paparan Konten Pornografi, oleh Biro Psikologi Rumah Cinta, Minggu (9/8).
"Alasannya sederhana, agar anak tidak mendapatkan informasi yang keliru soal seks. Harus orangtua yang memberikan pengetahuan itu, karena masalah ini sangat sensitif," ungkap Retno.
Pendidikan seks sejak dini sebenarnya memberi banyak manfaat. Salah satunya, anak menjadi lebih berhati-hati dalam bergaul, bahkan bisa membuatnya terhindar dari kekerasan atau pelecehan seksual. Peran orangtua tentu saja sangat penting, asalkan sesuai takarannya.
Di fase remaja, biasanya anak memiliki rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat. Nah, di sini peran orangtua lebih penting lagi lantaran harus mampu menahan emosi ketika anak bertanya tentang seks.
1. Usia 0-3 Tahun
Percaya atau tidak, anak usia 0 tahun sudah bisa diberikan pendidikan seks. Kenalkan nama-nama bagian tubuh sesuai nama aslinya. Mulai dari tangan, kaki, kepala, penis (untuk anak laki-laki), dan vagina (untuk anak perempuan). Ajari pula anak kebiasaan menutup kemaluan dengan handuk usai mandi.
2. Usia 4-5 Tahun
Di usia ini kita sudah bisa mengajarkan nama-nama dari bagian tubuh internal dan eksternal, khususnya bagian-bagian reproduksi. Ayah dan bunda juga bisa menjelaskan bagaimana bayi bisa berada di perut. Tentu saja dengan bahasa yang tidak vulgar.
3. Usia 6-8 Tahun
Orangtua sebaiknya mulai membicarakan apa yang akan terjadi ketika mereka. mulai pubertas. Tujuannya, sebagai persiapan ketika anak mengalami masa tersebut.
4. Usia 9-12 Tahun
Cobalah mulai berbicara dengan anak tentang perubahan yang mereka lalui. Hal ini agar anak memahami kalau menstruasi, ereksi, dan ejakulasi adalah hal normal. Selain itu, ajarkan mereka betapa berharganya diri sendiri.
5. Usia 13-18 Tahun
Tahap ini, anak mulai tertarik dengan lawan jenis. Makanya, ayah dan bunda sah-sah saja membahas masalah cinta dan keintiman dengan cara mengatur batas dalam hubungan mereka dengan lawan jenis.
"Ayah, bunda, jangan sampai anak mencari informasi melalui teman atau internet tentang pendidikan seks tersebut. Salah-salah, justru bisa berdampak negatif. Karena tidak menutup kemungkinan jika informasi yang mereka peroleh keliru dan justru menjerumuskannya," demikian Retno.
KOMENTAR ANDA