Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

VIRUS corona atau Covid-19 yang saat ini tengah menjadi pandemi global membuat was-was banyak pihak di seluruh negara dan wilayah di dunia. Namun, lebih dari itu, efek pasca virus corona juga ternyata tidak kalah mengkhawatirkan.

Organisasi nirlaba dari Inggris yang berfokus pada pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi, Oxfam pada Jumat (10/4), merilis laporan soal prediksi dampak ekonomi dari penyebaran virus corona di seluruh dunia.

Laporan tersebut dibuat dengan menghitung dampak krisis terhadap kemiskinan global karena menyusutnya pendapatan atau konsumsi rumah tangga.

"Krisis ekonomi yang berlangsung dengan cepat lebih dalam dari krisis keuangan global 2008," begitu bunyi laporan tersebut.

"Perkiraan menunjukkan bahwa, terlepas dari skenario, kemiskinan global dapat meningkat untuk pertama kalinya sejak 1990," sambung laporan yang sama, seperti dimuat Reuters.

Kondisi ini, dapat membuat beberapa negara kembali ke tingkat kemiskinan yang terakhir terlihat sekitar tiga dekade lalu.

Para penulis laporan tersebut bermain melalui sejumlah skenario, dengan mempertimbangkan berbagai garis kemiskinan Bank Dunia, dari kemiskinan ekstrem, yang didefinisikan sebagai hidup dengan 1,90 dolar AS sehari atau kurang, hingga garis kemiskinan yang lebih tinggi dengan penghasilan kurang dari 5,50 dolar AS sehari.

Di bawah skenario paling serius, kontraksi 20 persen dalam pendapatan, jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem akan meningkat 434 juta orang menjadi hampir 1,2 miliar orang di seluruh dunia.

Skenario yang sama akan melihat jumlah orang yang hidup di bawah ambang batas 5,50 dolar AS per hari, naik 548 juta orang menjadi hampir 4 miliar orang di seluruh dunia.

Laporan yang sama menyebutkan, perempuan lebih berisiko daripada laki-laki untuk jatuh ke dalam kemiskinan, karena mereka lebih cenderung bekerja di ekonomi informal dengan sedikit atau tanpa hak kerja.

"Hidup sehari-hari, orang-orang termiskin tidak memiliki kemampuan untuk mengambil cuti kerja, atau untuk menimbun persediaan," begitu bunyi laporan tersebut.

Laporan itu agaknya sejalan dengan laporan yang dirilis oleh Bank Dunia pekan lalu yang mengatakan kemiskinan di Asia Timur dan Pasifik saja bisa meningkat 11 juta orang jika kondisinya memburuk.

Untuk membantu mengurangi dampak ekonomi dari virus corona tersebut, Oxfam mengusulkan sejumlah hal, yakni memberikan bantuan tunai dan bailout kepada orang-orang dan bisnis yang membutuhkan, menyerukan pembatalan utang, lebih banyak dukungan IMF dan peningkatan bantuan. Selain itu, kekayaan pajak dan produk keuangan spekulatif akan membantu meningkatkan dana yang dibutuhkan.

Secara total, pemerintah di seluruh dunia perlu memobilisasi setidaknya 2,5 triliun dolar AS untuk mendukung negara-negara berkembang.

"Negara-negara kaya telah menunjukkan bahwa pada saat krisis ini mereka dapat memobilisasi triliunan dolar untuk mendukung ekonomi mereka sendiri," kata laporan itu.

"Namun kecuali negara-negara berkembang juga mampu memerangi dampak kesehatan dan ekonomi, krisis akan berlanjut dan itu akan menimbulkan kerugian yang lebih besar pada semua negara, kaya dan miskin," tambah laporan yang sama.




Banjir Bandang Lahar Dingin Terjang Sejumlah Wilayah Sekitar Gunung Marapi Sumbar, BNPB: Masyarakat Harus Waspada Bahaya Susulan

Sebelumnya

Jemaah Haji Tak Boleh Melepas Gelang dan Kalung Identitas Selama di Tanah Suci, Ini Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News