Michiko/Net
Michiko/Net
KOMENTAR

BEKAS permaisuri Jepang, Michiko, kini terbaring lemah di meja operasi. Cinderella asal negeri Sakura tersebut divonis mengidap kanker payudara stadium awal dan harus menjalani serangkaian pengobatan. Hal ini disampaikan Kantor Urusan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang.

Seorang pejabat menjelaskan, “Operasi sudah berlangsung dan berjalan lancar. Ia (Michiko) sekarang sudah kembali ke kamar rawat inapnnya”.

Pejabat itu menuturkan, informasi lanjutan terkait perkembangan kondisi Michiko akan diumumkan dalam waktu dekat. Namun sejauh ini pejabat itu mengatakan, dokter tidak melihat risiko penyebaran kanker pada tubuh Michiko.

Kantor penyiaran NHK melaporkan, Michiko dijadwalkan bisa keluar dari rumah sakit dalam beberapa hari ke depan.

Michiko lahir pada 20 Oktober 1934. Dia merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Meski bukan bangsawan, tapi Michiko tumbuh dalam lingkungan keluarga berada.

Sang ayah, Hidesaburo Shoda, menginginkan Michiko mengenyam pendidikan tinggi. Selama masa kependidikannya, dia menerima pengajaran tradisional Jepang dan ala Barat.

Michiko juga dikenal dengan kegemarannya berolahraga. Tenis adalah salah satu yang paling disukainya. Dia begitu lihai mengayunkan raket di tengah lapang. Gara-gara tenis itulah, Michiko bertemu dengan sang pujaan hati, Putra Mahkota Akihito. Dia mengalahkan Akihito pada pertandingan pertama mereka.

Sejak saat itu, keduanya kerap bertemu dan perlahan saling jatuh cinta. Akihito melamar Michiko pada 1958. Meski sedikit menuai kontroversi, pernikahan berlangsung meriah pada 10 April 1959.

Tak main-main, pernikahan bahkan menyita perhatian seantero masyarakat Jepang. Wanita Jepang dilaporkan beramai-ramai memuja Michiko. Michiko dipandang sebagai wanita anggun yang selalu memerhatikan penampilannya. Apa pun menjadi perhatian, mulai dari gaya rambut, selera fesyen, hingga caranya berbicara.

Pasangan itu melahirkan tiga buah hati. Mereka adalah Naruhito, putra mahkota yang akan mengganti posisi Akihito dalam Kekaisaran Jepang. Putra Mahkota Fumihito si anak kedua dan si bungsu Putri Sayako atau yang dikenal juga sebagai Putri Novi.

Tak seperti keluarga bangsawan lainnya, Akihito dan Michiko membesarkan ketiga buah hatinya sendiri tanpa orang-orang kepercayaan yang membantunya.

Seiring berjalannya waktu, Michiko mendapuk gelar permaisuri pada 12 November 1990. Gelar itu diterimanya berbarengan dengan takhta kerajaan yang diampu Akihito selepas kematian sang ayah, Kaisar Showa.

Namun, di balik itu semua, Michiko hidup dengan penuh tekanan. Mengutip Good Times, dia tak mendapatkan beberapa fasilitas lantaran statusnya yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Dia juga kerap menjadi subjek hinaan bangsawan lain.

Michiko kemudian dilaporkan menderita gangguan saraf. Gangguan itu membuatnya kehilangan kemampuan berbicara selama berbulan-bulan. Dokter menghubungkan gangguan saraf itu dengan perasaan tertekan dan stres yang dialami Michiko.

Kendati demikian, Michiko tak patah arang. Dia tetap bertahan hingga saat ini. Dia menjadi permaisuri Kekaisaran Jepang yang paling terlihat dan mudah dijamah publik. Bersama Akihito, dia terus mendekatkan diri dengan masyarakat Jepang.(F)




Mooryati Soedibyo Tutup Usia

Sebelumnya

Bukan Salah Kartini

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women