FATHIA Izzati Saripudin, atau yang akrab disapa Fathia Izzati, adalah salah satu sosok muda berbakat yang berhasil menorehkan prestasi di dunia hiburan tanah air. Tak hanya dikenal sebagai vokalis band Reality Club, Fathia juga berkiprah sebagai penulis lagu, aktris, sekaligus kreator konten yang produktif.
Karier Fathia di dunia musik semakin bersinar sejak ia membentuk Reality Club pada 2016 bersama kakak dan teman-temannya. Band ini membawa warna segar bagi musik alternatif Indonesia dengan karya-karya yang kerap mendapat apresiasi.
Reality Club telah meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI), di antaranya kategori Karya Produksi Alternatif Terbaik (2018) serta Duo/Grup Vokal Alternatif Terbaik untuk karya Telenovia, I Wish I Was Your Joke (2020–2021). Lagu-lagu mereka seperti Love Epiphany juga sempat menyabet penghargaan AMI pada 2013.
Tak berhenti di musik, Fathia juga melebarkan sayap ke dunia akting. Debutnya hadir lewat serial web KZL (2018), disusul perannya dalam film Piknik Pesona (2022) pada segmen Gedang Renteng. Selain itu, ia turut membangun ruang diskusi melalui siniar Census Nusantara yang tayang sejak 2022.
Tak hanya itu, sosok Fathia juga dikenal vokal terhadap isu-isu sosial. Ia aktif menyuarakan solidaritas untuk Palestina dan menolak bekerja sama dengan brand asal Israel, sebuah sikap yang konsisten ia pegang bersama bandnya.
Di balik segudang prestasi, perjalanan hidup Fathia tak kalah menarik. Lahir di Jakarta pada 26 September 1994 dari pasangan diplomat Mohamad Hery Saripudin dan Zulfanah, Fathia sempat menghabiskan masa kecil di Afrika Selatan, Kanada, dan Amerika Serikat. Pengalaman lintas budaya itu membentuknya menjadi pribadi yang adaptif dan terbuka.
Pernah menempuh studi hukum di Universitas Indonesia dan sempat bekerja di firma hukum, Fathia akhirnya memilih jalur seni yang lebih sesuai dengan panggilannya. Kini, bersama Reality Club, ia menjadi representasi generasi muda yang berani mengejar passion sekaligus menggunakan suara untuk kebaikan.
Fathia Izzati membuktikan bahwa talenta, konsistensi, dan keberanian untuk berbeda adalah kunci menorehkan jejak di industri hiburan.
KOMENTAR ANDA