FEBRIANSYAH Putra Djaya Indra dipercaya untuk mewakili tanah air pada acara The 6th Mustafa Prize in Science and Technology 2025 yang digelar di Teheran, Iran pada 6–10 September 2025.
Acara ini dikenal sebagai “Nobel Prize Dunia Islam”, yang memberikan penghargaan prestisius kepada ilmuwan Muslim dunia yang berkontribusi nyata di bidang sains dan teknologi. Tahun ini, puncak acara digelar pada 8 September di Aula Vahdat, Teheran, menandai momen penting bagi dunia akademik internasional.
Tiga ilmuwan besar diumumkan sebagai penerima Mustafa Prize 2025 :
• Mehmet Toner, Profesor Teknik Biomedis di Universitas Harvard, asal Turki.
• Vahab Mirrokni, Profesor Madya Tambahan di Courant Institute, Universitas New York, asal Iran.
• Mohammad K. Nazeeruddin, Profesor Kimia di EPFL, Kampus Sion, asal India.
Ketiganya dipilih karena karya inovatif yang memberikan dampak besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan umat manusia.
Untuk pertama kalinya dalam rangkaian Mustafa Prize ke-6, diselenggarakan juga penyerahan Young Scientist Medal, ditujukan kepada ilmuwan-ilmuwan muda (di bawah usia 40) yang menunjukkan penelitian unggul dan inovatif. Para penerima Young Scientist Medal 2025 adalah:
1. Sepideh Mirzaei-Varzeghani (Iran) – dalam bidang Ilmu Kedokteran & Teknologi Medis, atas penelitiannya tentang regulasi jalur molekuler yang mengatur resistensi obat (drug resistance) dalam pengobatan kanker. 
2. Show Pau Loke (Malaysia) – dari bidang Ilmu Dasar & Teknik, atas inovasi dalam teknologi alga untuk industri air dan pangan. 
3. Buse Cevatemre Yildirim (Turki) – di bidang Ilmu Biologi & Teknologi Medis, atas studi tentang bagaimana sel kanker menjadi resisten terhadap kemoterapi, termasuk interaksi mikro (micro-interactions) dan mekanisme resistensi sel terhadap obat.
Pekan Penghargaan Mustafa 2025
Selain upacara penganugerahan, Pekan Mustafa 2025 juga diramaikan berbagai agenda bergengsi :
- Program akademik STEP (Science, Technology, and Education Program).
- Observatory Outreach untuk memperluas jejaring riset global.
- Dewan Pembuat Kebijakan Penghargaan Mustafa ke-13 dan Dewan Penasihat ke-3 Yayasan Sains dan Teknologi Mustafa.
- Seminar internasional tentang Wakaf dan Pengembangan Sains dan Teknologi.
- Jamuan gala di Zona Inovasi Internasional Iran.
- Dan untuk pertama kalinya, diselenggarakan Upacara Penganugerahan Medali Ilmuwan Muda.
Latar Belakang Mustafa Prize
Didirikan pada tahun 2012, Mustafa Prize bertujuan menghargai para ilmuwan terkemuka sekaligus mendorong kerja sama ilmiah antarnegara, khususnya di dunia Islam. Penghargaan ini diberikan dua tahun sekali dalam tiga kategori:
- Ilmu Pengetahuan & Teknologi Hayati dan Kedokteran.
- Ilmu Pengetahuan & Teknologi Informasi dan Komunikasi.
- Ilmu Pengetahuan Dasar & Teknik.
Setiap pemenang menerima hadiah sebesar USD500.000, medali khusus, dan sertifikat, yang didanai oleh dana abadi Yayasan Sains dan Teknologi Mustafa.
Harapan untuk Indonesia
Kehadiran Febriansyah Putra Djaya Indra di forum ilmiah internasional ini bukan hanya menjadi simbol representasi Indonesia, tetapi juga membuka peluang besar bagi kolaborasi riset dan inovasi global.
“Semoga di masa mendatang, akan lahir ilmuwan Muslim dan Profesor asal Indonesia yang mampu menciptakan karya monumental di bidang sains dan teknologi, hingga berhasil meraih Mustafa Prize berikutnya. Momentum ini menjadi motivasi bagi generasi muda bangsa untuk terus berkarya, berinovasi, dan mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia.”
KOMENTAR ANDA