DI tengah pesatnya perkembangan teknologi, perempuan Indonesia tak lagi hanya menjadi penonton. Melalui program Emak-Emak Matic (Emak-Emak Melek Teknologi), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama Kementerian Ekonomi Kreatif serta TikTok–Tokopedia menghadirkan ruang belajar bagi ibu rumah tangga untuk beradaptasi dengan dunia digital.
Kegiatan yang berlangsung secara luring di kantor KemenPPPA dan daring ini diikuti para ibu rumah tangga se-Jabodetabek yang sudah aktif sebagai afiliator dengan minimal 600 pengikut di TikTok. Program ini dirancang untuk membekali mereka dengan literasi digital, keterampilan kreatif, sekaligus pengetahuan praktis dalam mengelola usaha berbasis platform digital.
Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender KemenPPPA, Dewa Ayu Laksmi, menegaskan bahwa peran perempuan dalam perekonomian tidak bisa dipandang sebelah mata. Data BPS 2024 menunjukkan 64,5% UMKM di Indonesia dikelola perempuan. Angka ini membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan berdampak luas, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi bangsa.
“Para ibu tidak hanya mampu menjadi konten kreator atau afiliator yang profesional, tetapi juga tetap menjalankan peran mulia sebagai pengasuh dan penjaga hak anak,” ujar Dewa Ayu (16/9) seperti dilansir laman resmi Kementerian PPPA.
Program ini tidak berhenti pada pelatihan singkat. Menurut Direktur Konten Digital KemenEkraf, Yuana Rochmah Astuti, peserta akan mendapat pendampingan intensif selama tiga bulan, mulai dari teknik membuat konten, personal branding, hingga strategi afiliasi produk.
Head of Public Policy Tokopedia–TikTok, Hilmi Adrianto, menambahkan bahwa target program ini adalah menjangkau 10.000 perempuan di 12 kota agar lebih berdaya saing di dunia digital.
Bagi peserta, program ini membuka peluang baru. Sri Puji, ibu asal Jakarta, mengaku ingin mandiri secara ekonomi tanpa membebani anak-anaknya. “Saya bersyukur bisa belajar menjadi afiliator dan membuat konten yang berpeluang masuk FYP. Ini bekal untuk tetap produktif dari rumah,” ungkapnya.
Sementara itu, Dara, ibu dari dua anak, menemukan cara baru mengatur waktu. “Kesulitan bukan alasan untuk berhenti. Dari langkah kecil di rumah, saya tetap bisa produktif sekaligus menjaga ruang untuk diri sendiri,” katanya.
Pelatihan ini berlangsung interaktif, dimulai dengan pengenalan afiliasi dan strategi konten, lalu dilanjutkan sesi “Bumbu Rahasia FYP”, pembuatan konten kreatif, hingga praktik live streaming.
Dengan hadirnya Emak-Emak Matic, perempuan Indonesia semakin terbukti mampu beradaptasi, berdaya, dan memberi dampak nyata—bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi masa depan ekonomi bangsa.
KOMENTAR ANDA