Suasana di waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, kini/Mongabay
Suasana di waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, kini/Mongabay
KOMENTAR

KEMARAU yang sangat panjang ini berdampak pada surutnya air di Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat. Suasana gersang dan tandus terasa di area Waduk Jatigede yang surut pada 3 Oktober kemarin. Seperti kisah benua Atlantis yang hilang, begitupun kondisi di waduk Jatigede. Muncul puing-puing sisa bangunan dari desa yang dulunya ditenggelamkan untuk pembangunan bendungan. Bahkan, ada penampakan sebuah masjid.

Meski sudah tidak utuh, tapi tampak jelas lokasi tersebut merupakan bekas pemukiman warga. Dan menurut warga, kondisi ini sudah terjadi lebih dari dua bulan terakhir.

Fenomena ini sempat viral di media sosial. Bahkan masyarakat ada yang sengaja datang langsung ke lokasi untuk melihat kondisi waduk tersebut. Bahkan, warga sekitar ada yang memanfaatkannya untuk membuat bangunan sementara sebagai tempat pemancingan. Ada pula yang mengambil air di sumur pemukiman yang kembali muncul itu.

Menanggapi fenomena yang jarang terjadi ini, Kepala Pusat Air Tanah dan Tata Lingkungan Geologi Badan Geologi Adiar Usman meminta pemerintah daerah melakukan modifikasi cuaca untuk mengatasinya. Jika tidak, maka warga sekitar akan mengalami kesulitan mencari air bersih, sebab salah satu fungsi bendungan adalah untuk menyimpan air permukaan agar dapat dimanfaatkan saat musim kemarau seperti sekarang ini.

Mitigasi dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca, jelas Adiar, nantinya bisa dilakukan pada lokasi daerah tangkapan air Bendungan Jatigede tersebut.

Waduk Jatigede sendiri berada pada ketinggian 262 mdpl. Namun dalam beberapa minggu terakhir, elevasi ketinggiannya berada di angka 243 mdpl. Kondisi ini diprediksi akan terjadi hingga musim hujan tiba.




Kelompok Pro-Israel Serang Demonstran Pro-Palestina, Bentrokan Terjadi di Kampus UCLA

Sebelumnya

Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News