Ilustrasi perang di wilayah Arab/Net
Ilustrasi perang di wilayah Arab/Net
KOMENTAR

SUKU Quraisy kalang-kabut disebabkan Nabi Muhammad beserta kaum muslimin berani mengancam kafilah dagang mereka. Pihak musyrikin tidak menyangka Rasulullah bernyali besar angkat senjata. Tidak ada lagi pilihan bagi suku Quraisy kecuali bersegera menghimpun kekuatan untuk menyongsong perang.

Sebelum utusan Abu Sufyan bernama Dhamdham tiba meminta bantuan militer ke Makkah, terlebih dahulu suatu mimpi yang benar datang kepada Atikah binti Abdul Muthalib.

Perempuan yang tergolong bibi Rasulullah itu dengan berani mengungkapkan mimpi tentang kehancuran kaum musyrikin.

Bassam Muhammad Hamami dalam buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam (2017: 194-195) menceritakan:

Ibnu Ishaq menceritakan, aku mendengar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dan Yazid bin Ruman dan Urwah bin Zubair, mereka mengatakan, tiga malam sebelum kedatangan pasukan Makkah, Atikah binti Abdul Muthalib mengalami sebuah mimpi yang membuatnya takut.

Oleh karena itu, ia menemui saudaranya, Abbas bin Abdul Muthalib, untuk menceritakannya. Atikah berkata, “Wahai saudaraku, demi Allah semalam aku mengalami mimpi yang membuatku takut. Aku takut jika kaummu mengalami keburukan dan musibah karenanya. Karena itu, rahasiakanlah apa yang akan kuceritakan ini.”

Abbas bertanya, “Apa mimpi yang engkau alami?”

Atikah menjawab, “Aku melihat seseorang yang datang dengan menunggang unta kemudian berhenti di atas batu. Ia berteriak sekeras-kerasnya, ‘Wahai Ahlu Ghudur, pergilah untuk menyambut kematian kalian!’ (Ia berteriak demikian sebanyak tiga kali).”

“Selanjutnya, aku melihat banyak orang berkumpul di sekitarnya. Laki-laki itu masuk ke dalam masjid diikuti oleh mereka yang berkumpul di sana. Ketika orang-orang itu berkumpul, tiba-tiba unta tunggangannya membawa laki-laki itu naik ke atas Ka'bah. Ia teriakkan kata-kata yang sama sebanyak tiga kali, ‘Wahai Ahlu Ghudur, pergilah untuk menyambut kematian kalian!”

“Selanjutnya, unta itu membawanya ke atas puncak Gunung Abu Qubaisy lalu ia kembali meneriakkan kalimat yang sama sebanyak tiga kali, ‘Wahai Ahlu Ghudur, pergilah untuk menyambut kematian kalian!”

“Setelah itu, ia mengambil sebuah batu dari Gunung Abu Qubaisy dan ia lemparkan ke bawah. Begitu sampai ke bawah, batu itu hancur lebur hingga tidak ada satu pun rumah maupun gubuk di Makkah yang tidak dimasuki oleh pecahan batu tersebut, kecuali rumah Bani Hasyim dan Bani Zuhrah.

Atikah binti Abdul Muthalib mendapatkan petunjuk Tuhan melalui mimpi yang benar, bahwa suku Quraisy akan mengalami kebinasaan apabila memerangi Nabi Muhammad saw. Sementara yang selamat hanyalah Bani Hasyim dan Bani Zuhrah yang gigih membela Rasulullah.

Atikah takut jika kaum Quraisy hancur lebur sebab yang mereka akan perangi adalah utusan Allah. Namun, Atikah pun menyadari watak congkak musyrikin Quraisy yang membuat mereka sulit menerima kebenaran.  

Ibnul Jauzi dalam buku Al-Wafa Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad (2018: 556) menerangkan:

"Itu sebagai suatu pertanda, janganlah kamu ceritakan pada orang lain!” ujar Abbas.

Di luar rumah ternyata ada Abu Jahal. Abbas langsung diinterogasi, "Wahai Bani Abdul Muthalib, kapan peramal wanita itu bicara padamu?”

“Apa itu?” jawab Abbas pura-pura tidak mengetahuinya.

Abu Jahal pun kesal, lalu berkata, "Itu, mimpinya Atikah, apakah kamu menerima begitu saja ramalan-ramalan yang diberitakan oleh kaum pria dan kaum wanita yang berasal dan kalanganmu?”

 “Jika selama tiga hari tidak terbukti apa-apa, maka aku akan mencatat bahwa kalian adalah keluarga yang paling banyak dustanya di kalangan Arab,” tegasnya mengancam.

Seorang perempuan dari kalangan Bani Abdul Muthalib datang ke tempat itu dan langsung berkata, “Apakah kamu yakin bahwa orang jahat ini (Abu Jahal) akan membinasakan kaum pria dan menganiaya kaum wanita dan kalanganmu?”

Maka aku, kata Ibnu Abbas, keluar untuk menentang Abu Jahal. Setelah melihatku datang, ia pun bersembunyi. Kemudian aku katakan bahwa ia sungguh telah memecah belah dan layak aku mencaci-makinya. Tiba-tiba datang Dhamdham dengan kabar buruk di atas.

Luar biasa kebenaran yang dikirimkan Tuhan kepada Atikah binti Abdul Muthalib. Lewat mimpinya penyangkalan dari Abu Jahal langsung terbantahkan. Tidak perlu menunggu lama, karena Dhamdham sang utusan Abu Sufyan datang menjerit-jerit meminta pertolongan kaum Quraisy.

Abu Jahal berupaya menyangkal mimpi Atikah dengan menyebut Bani Abdul Muthalib sudah melahirkan peramal lelaki, yaitu Nabi Muhammad, dan kini ada pula peramal perempuan, yakni Atikah.

Terbuktilah dusta yang dihembuskan Abu Jahal, sebab Nabi Muhammad bukanlah peramal melainkan utusan Tuhan yang menyampaikan agama yang benar. Sedangkan Atikah bukan pula peramal, karena mimpinya mengandung kebenaran yang terbukti langsung.




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Sirah Nabawiyah