Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BERINVESTASI merupakan salah satu cara untuk memenuhi tujuan keuangan. Tetapi, masih banyak yang takut berinvestasi, karena takut kehilangan uang dan investasi membutuhkan modal yang besar. Ketakutan selanjutnya adalah investasi yang rumit dan perlu pengetahuan khusus.

Investasi merupakan pilihan yang dapat dimanfaatkan dengan bijak. Karena itu, penting untuk senantiasa belajar dan menggali informasi terlebih dulu, sebelum memulai investasi dalam bentuk apapun.

Dimulai dengan meneladani apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Rasulullah memiliki jurus jitu dalam hal investasi. Melalui jurus itu, Beliau tidak hanya sukses menyebarkan ajaran Islam, melainkan membuatnya jadi pebisnis handal.

Mengutip The Rasulullah Way of Business (2021) tertulis bahwa Nabi mengandalkan modal menjaga kepercayaan orang lain dalam memulai bisnisnya. Dia begitu jujur dan amanah mengelola apa yang dititipkan oleh para investor.

Dari titipan para investor tersebut, lambat laun terkumpul uang yang kemudian baru digunakannya untuk memulai usaha. Dari keuntungan usaha tersebut, dibagilah hasil yang rata dengan para investor. Nabi Muhammad kemudian tercatat berinvestasi untuk mendapatkan passive income.

Langkah awal yang dilakukannya adalah beternak, karena itu adalah kepandaiannya sejak kecil. Di usia 10 tahun, sang paman sudah memintanya untuk menggembalakan domba dan kambing, sehingga bisa dikatakan Nabi Muhammad menguasai betul investasi ini, fasih dan paham seluk beluk peternakan.

Beranjak dewasa, Nabi Muhammad melanjutkan peternakan dan memiliki puluhan ekor unta, kuda, kedelai, sapi, dan domba. Seluruh hasil peternakannya menambah pundi-pundi kekayaan Nabi.

Selanjutnya ia mulai berinvestasi tanah dan properti. Dimulai dengan menyewakan tanah kepada orang Yahudi dengan konsep bagi hasil. Dia juuga menyewakan perkebunan kurma dan tanah di Khaybar kepada orang Yahudi.

Selama periode itu, dia membiarkan orang Yahudi ini tinggal di tanahnya, mengolahnya, dan berbagai keuntungan di akhir. Konsep ini kemudian didefinisikan sebagai mudharabah.

Dari cerita ini ada pelajaran mendasar yang bisa dipetik, yaitu kebiasaan Nabi bersedekah. Islam telah mengajarkan ada hak orang lain dalam harta kekayaan kita, dan tiap kali membantu orang lain pastinya akan mendapat keuntungan yang luar biasa.

Ya, Nabi Muhammad tidak pernah menimbun kekayaannya sendiri. Ia paling senang bersedekah, baik berupa uang, pakaian, dan makanan.

Jadi, jika ingin meniru langkah Nabi Muhammad, mulailah berinvestasi properti, lahan, dan hewan ternak. Satu yang terpenting, jangan lupa untuk bersedekah.




Ana Khairun Minhu

Sebelumnya

Hubbu Syahwat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur