Ilustrasi rumah. (ODDO Architecs)
Ilustrasi rumah. (ODDO Architecs)
KOMENTAR

KEBUTUHAN masyarakat akan hunian layak terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2025, jumlah backlog atau kekurangan rumah diperkirakan telah mencapai 15 juta unit, meningkat dari estimasi sebelumnya yang berkisar antara 9,9 hingga 12 juta unit.

Tingginya angka backlog ini mencerminkan bahwa penyediaan hunian masih belum mampu mengimbangi laju pertumbuhan rumah tangga baru di Indonesia.

Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah, Raksa Jatnika Budi, menjelaskan bahwa pembiayaan KPR syariah dirancang untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi nasabah.

Skema pembiayaan ini menggunakan akad sesuai prinsip syariah, berbasis margin tetap, serta menawarkan angsuran yang tetap sepanjang tenor. Dengan struktur tersebut, arus kas (cash flow) nasabah menjadi lebih terjaga dan stabil selama masa pembiayaan.

Bank Mega Syariah mempunyai produk pembiayaan rumah unggulan yaitu Flexi Home. Produk ini juga didukung melalui kerja sama dengan lebih dari 190 developer yang terpercaya. 

“Melalui Mega Syariah Flexi Home Extra kami menawarkan program pembiayaan yang memungkinkan nasabah memperoleh dana tunai mulai dari Rp100 juta hingga Rp 2 miliar dengan menjadikan rumah sebagai agunan. Sementara nasabah juga dapat melakukan take over pembiayaan dengan program Mega Syariah Flexi Home Benefit Plus, baik dengan maupun tanpa tambahan dana (top up), di luar fasilitas FLPP,” jelas Raksa. 

Hingga Juni 2025, total pembiayaan KPR (Flexi Home) yang telah disalurkan mencapai lebih dari Rp 342 miliar, tumbuh 7,8% secara bulanan dan 18,2% year to date (ytd). Pembiayaan Flexi Home menyumbang 67,16% dari portofolio pembiayaan konsumer. Sedangkan produk Flexi Sejahtera berkontribusi sebesar 9,5% atau lebih dari Rp 48,8 miliar, tumbuh sebesar 30,3% (ytd).

Capaian ini menunjukkan langkah nyata Bank Mega Syariah dalam memperkuat portofolio pembiayaan ritel, khususnya melalui produk KPR syariah yang menawarkan kenyamanan dan kepastian bagi nasabah.

Kinerja positif Bank Mega Syariah pada segmen KPR tidak hanya terlihat dari sisi pertumbuhan, tetapi juga dari kualitas pembiayaannya. Strategi yang dijalankan mencakup segmentasi pasar yang lebih tajam, penyaluran pembiayaan berbasis agunan yang aman, serta penyempurnaan proses melalui digitalisasi. 

Dalam mendorong pertumbuhan pembiayaan KPR, Bank Mega Syariah juga terus memperkuat layanan yang memudahkan pengajuan pembiayaan. Selain itu, kolaborasi dengan ekosistem CT Corp dan pengembang properti menjadi bagian dari upaya bank untuk memperluas akses dan meningkatkan daya tarik produk KPR syariah.

Hingga akhir 2025, Bank Mega Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan KPR hingga lebih dari 20%.

“Kami optimistis dapat terus mendorong pertumbuhan KPR syariah secara berkelanjutan dan sekaligus menjaga kualitas pembiayaan tetap sehat di tengah dinamika industri keuangan nasional,” pungkas Raksa.




Hwangnam Bbang, Cita Rasa Legendaris dari Gyeongju

Sebelumnya

Dulu Ada Tasya Kamila, Sekarang Anak Indonesia Krisis Lagu Ceria

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon