Bahaya vape dan rokok konvensional bagi kesehatan, sama besar/Net
Bahaya vape dan rokok konvensional bagi kesehatan, sama besar/Net
KOMENTAR

TIDAK ada yang tidak berbahaya dari mengisap rokok, baik itu elektrik maupun konvensional. Jika ada yang mengatakan merokok elektrik memiliki risiko lebih kecil dibandingkan merokok konvensional, itu salah besar. Sebab, risiko kematian tetap ada.

Beberapa waktu lalu, Dr Dimas Dwi Saputro, SpA dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, ada risiko EVALI yang mengintai pengguna rokok elektrik atau vape.

Penyakit paru-paru yang tergolong baru ini pertama kali ditemukan di Amerika pada Agustus-Oktober 2019. Dan per 5 November 2019, jumlah kasus EVALI tercatat mencapai 2.051, di mana 39 pasien di antaranya meninggal dunia.

“Dari CT scan (pasien EVALI) didapatkan gambaran yang menunjukkan saluran napasnya menjadi keras, demikian juga pembuluh darah sekitarnya. Tentu saja ini tidak bisa kembali seperti semula, bahkan bisa menyebabkan penderita meninggal dunia,” kata Dimas, mengutip Kompas.

Penelitian kemudian memeriksa 29 sampel cairan bilas bronkus alveolar (BAL) dari pasien EVALI. Hasilnya, dalam BAL tersebut mengandung 100 persen vitamin E asetat, 82 persen THC (tetrahidrokanabinol), dan 62 persen nikotin.

“Rata-rata pasien mengeluhkan sesak napas, batuk, sakit dada. Bahlan, beberapa di antaranya mengeluhkan detak jantung lebih cepat, sakit perut, mual, dan muntah. Lalu diare, demam menggigil, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan,” ungkap Dimas.

Bagi pasien yang mengeluhkan gejala tersebut sejak awal, biasanya dokter akan melakukan pengobatan dengan beberapa cara, yaitu:

  1. Kortikosteroid, obat ini membantu mengurangi peradangan. Mungkin saja dokter meresepkan inhaler atau nebulizer untuk menghirup kortikosteroid langsung ke paru-paru.
  2. Terapi oksigen ekstra. Di sini pasien akan menerima oksigen tambahan melalui tabung plastik fleksibel dengan dua cabang yang masuk ke lupang hidung (nasal kanul). Kemudian, nasal kanul ini terhubung ke tangka oksigen.
  3. Ventilasi mekanis, yaitu mesin yang membantu bernapas sebagian atau seluruhnya.

Pada kasus EVALI yang parah, dokter mungkin menyarankan untuk melakukan ventilasi mekanis. Nantinya, dokter akan memandu untuk dapat berhenti menggunakan rokok elektrik.

Bagi beberapa pasien, akan sangat mungkin mengalami gejala lagi setelah menyelesaikan pengobatan. Jadi, ada baiknya untuk mengonsumsi obat-obatan secara teratur dan tetap berkonsultasi dengan dokter spesialis paru secara berkelanjutan.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health