Ilustrasi penyuluhan kespro pada remaja di sekolah/ Dok. SMPN 3 TanjungPandan
Ilustrasi penyuluhan kespro pada remaja di sekolah/ Dok. SMPN 3 TanjungPandan
KOMENTAR

KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendorong institusi pendidikan untuk dapat menjadi sumber terpercaya untuk edukasi kesehatan reproduksi (kespro) kepada peserta didik, khususnya murid perempuan.

Hal itu merupakan bagian dari upaya memenuhi hak anak dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Kita ketahui bersama bahwa kesehatan raga sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Jika anak tidak sehat, haknya atas kehidupan yang layak akan berkurang.

Karena itulah Kementerian PPPA membangun sinergi pentahelix antara pemerintah, dunia usaha, orang tua, dan akademisi dari satuan pendidikan untuk mewujudkan perlindungan anak yang integratif dan holistik.

Mengapa satuan pendidikan harus menjadi sumber terpercaya untuk edukasi kesehatan reproduksi? Karena satuan pendidikan mempunyai peran penting dalam menciptakan peserta didik berkualitas. Dan di tempat inilah mereka melakukan proses pembelajaran, meningkatkan keterampilan, sekaligus mengarahkan para peserta didik, demi menciptakan SDM berdaya saing.

Edukasi kesehatan reproduksi untuk anak-anak pada dasarnya adalah investasi untuk menciptakan masyarakat sejahtera di masa depan.

Nyatanya, masih banyak anak dan remaja perempuan yang tidak mendapat informasi seputar menstruasi pertama. Bahkan sejumlah siswa memilih tidak bersekolah saat menstruasi. Banyak penyebabnya, mulai dari fasilitas kesehatan yang kurang mendukung hingga ketakutan anak untuk menceritakan kondisi kesehatan reproduksi kepada guru ke sekolah.

Anak harus mendapat perlindungan dari guru dan sekolah atas kesehatan reproduksi terutama dalam menghadapi siklus menstruasi melalui manajeman kesehatan dan kebersihan menstruasi (MKM), di antaranya dengan memastikan sanitasi, ketersediaan pembalut di sekolah, juga ruang kesehatan yang memadai untuk MKM.

Guru bersama orang tua juga berperan penting dalam menghadapi kondisi perubahan emosi dan fisik pada remaja dalam masa pubertas. Pendidikan Kesehatan Reproduksi adalah tanggung jawab berbagai pihak (orang tua, guru, komunitas, pemerintah) agar anak dapat menghargai kondisi tubuhnya dan melindungi dirinya.




Hari Pendidikan Nasional 2024: Semangat Ki Hajar Dewantara untuk Bergerak Bersama Mencerdaskan Bangsa

Sebelumnya

Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon