@taheratv
@taheratv
KOMENTAR

TAHERA Rahman adalah reporter TV berhijab pertama di Amerika Serikat.

Pada tahun 2022, Tahera meraih penghargaan “2022 American Muslim Trailblazer” dari CAIR (Council of American-Islamic Relations). Di tahun yang sama, dia juga meraih “National Muslim Women Achievements Award” dari US Council of Muslim Organizations.

Tahera dikenal sebagai reporter TV yang berintegritas tinggi terhadap tugasnya sebagai jurnalis. Dia menjadi inspirasi terutama bagi perempuan muda Muslim untuk bekerja keras untuk meraih impian.

Tahera mulai mengenakan hijab saat duduk di kelas 5. Ibunya bahkan berpikir usia itu masih terlalu muda untuk menentukan pilihan yang akan mempengaruhi masa depannya. Namun Tahera menjalani kehidupannya dengan penuh semangat.

Saat kuliah,dia memilih jurusan Jurnalistik dan Studi Internasional di Universitas Loyola Chicago dan memutuskan untuk meniti karier sebagai jurnalis—cita-cita yang dia impikan sejak kecil. Di Loyola, perempuan keturunan Pakistan-India itu menjadi pemimpin redaksi Muslim pertama untuk Loyola Phoenix, koran resmi Universitas Loyola. Perkenalannya dengan industri media berawal dari magang di CBS Evening News di Chicago.

Pekerjaan pertama Tahera adalah sebagai produser dan pembawa acara di acara harian Radio Islam di WCEV 1450 AM di Chicago yang diproduksi Sound Vision Foundation dari 1999 hingga 2019. Dia bekerja untuk WHBF-TV dan KLJB hingga 27 September 2019, dan hingga saat ini bekerja di KXAN-TV di Austin, Texas.

Tahera menghadapi tantangan sesungguhnya ketika ia mulai melamar pekerjaan. Ia mendapat banyak penolakan dari sejumlah stasiun TV di Chicago. Seperti yang dikatakan banyak orang padanya, hijab akan sulit membuatnya berkarier di TV, apalagi untuk tampil di layar sebagai reporter. Amerika belum siap dengan reporter berhijab, itu kata mereka.

Perempuan kelahiran 24 Januari 1991 sudah berpengalaman sebagai produser, namun tidak pernah melupakan cita-citanya untuk menyuguhkan berita di depan kamera.

Dan ketika lowongan posisi reporter dibuka pada tahun 2017, dia membuktikan sebagai yang terbaik. Setelah bertahun-tahun ia menerima kata “tidak” karena hijabnya. Tahera diterima dan mulai bekerja tahun 2018.

Penampilan perdananya di layar kaca mendapat dukungan dari Muslim juga non-Muslim di seluruh dunia. Dia menjadi bukti nyata keberdayaan perempuan Muslim, terutama gadis muda.

Tak hanya dukungan, Tahera pun kerap mendapatkan ancaman dan diterpa ujaran kebencian. Namun itu semua tidak menghentikan langkahnya. Dia berharap masyarakat di Amerika Serikat dapat mengubah persepsi mereka dan stereotip tentang Muslim dan Islam.

Jika ia sedang off dari tugas liputan, ia banyak mengobrol dengan tetangga, atau mengunjungi kedai kopi. Sesekali ia berpetualang dengan mendaki gunung.

Air matanya tak terbendung menceritakan bagaimana ibunya memberikan dukungan terbesar di saat dia ingin menyerah. Ia telah berhasil mendobrak batasan sejarah di Amerika Serikat dan dia tak akan berhenti melangkah.

Tahera bahkan tetap tampil di depan kamera saat hamil besar. Seperti ketika ia membahas tentang badai es yang melanda Austin dan mengakibatkan listrik mati selama lebih dari satu minggu. Di tengah cuaca yang tidak bersahabat, Tahera tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai reporter TV.

Dalam akun Instagramnya @taheratv, dia menuliskan pengalaman berharganya untuk tetap bekerja profesional meliput berbagai peristiwa di berbagai tempat. Tahera juga menulis bahwa para juru foto dan juru kamera yang menemaninya dalam bertugas sudah bersiap jika reporter mereka sewaktu-waktu akan melahirkan.

Kini, Tahera dan sang suami yang juga seorang reporter TV, Adam Rossow, telah menjadi orang tua dari bayi bernama Ameer Joseph Rossow yang lahir pada 23 Februari.




Konsisten dengan Aksi Sosial Kemanusiaan, dr. Ayu Widyaningrum Raih Socialpreneur Award 2004 dalam I Fashion & Masterpiece 2024

Sebelumnya

Transformasi Kahiyang Ayu Menjadi Sosok Perempuan Inspiratif

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women