KOMENTAR

ORANGTUA tentu ingin memiliki bayi yang sehat dan kuat. Namun terkadang ada masalah kesehatan pada bayi yang membuatnya tidak sesehat bayi-bayi lainnya.

Salah satu gangguan kesehatan yang menyerang bayi adalah hipotonia atau floppy baby syndrome atau sindrom bayi lemas. Sindrom ini menyerang kekuatan otot dan saraf motorik bayi.

Hipotonia dapat terjadi sejak bayi baru lahir bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.

Apa itu hipotonia?

Hipotonia adalah gangguan tonus otot hiper (hiporefleksia) atau gangguan refleks pada tubuh.

Umumnya hipotonia dapat terdeteksi pada bayi sejak lahir. Penyakit ini dapat dikenali dengan mudah pada 6 bulan pertama karena gejalanya sangat khas, yaitu bayi tidak memiliki kekuatan otot dan kemampuan motorik, serta adanya kelainan pada otak.

Kondisi tersebut mengganggu proses tumbuh kembang bayi, bahkan dapat mengakibatkan kelemahan otot napas dan kelumpuhan.

Gejala hipotonia

Pada beberapa kasus, gejalanya baru muncul setelah beberapa bayi memasuki usia tertentu, antara lain:

  • Bayi tidak dapat mengendalikan gerakan kepala dengan baik.
  • Mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar di antaranya tidak bisa merangkak.
  • Bayi tidak memiliki refleks yang baik.
  • Tubuhnya lemas, terlihat seperti lentur.
  • Bayi kesulitan menghisap atau mengunyah apabila sudah mulai memasuki masa MPASI.
  • Napas bayi terlihat pendek-pendek.

Penyebab hipotonia

Hingga saat ini penyebab utama terjadinya hipotonia belum dapat dipastikan. Namun salah satu pemicunya dapat disebabkan oleh pemberian madu terlalu dini pada bayi.

Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian madu pada bayi berusia di bawah 12 bulan dapat meningkatkan risiko infant botulism.

Infant botulism disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh kuman Clostridium botulinum, yaitu bakteri gram positif yang umumnya terdapat di dalam tanah, namun sering ditemukan di dalam madu karena bakteri ini dapat tersebar di udara.

Spora Clostridium Botulinum bisa tertelan dari madu yang dikonsumsi berisiko menyerang sistem saraf bayi hingga menyebabkan kelemahan otot atau hipotonia. Untuk meminimalkan risiko tersebut, tidak disarankan memberikan madu pada bayi berusia di bawah satu tahun.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health