BELAKANGAN ini anak menjadi mudah sakit batuk maupun pilek. Perubahan cuaca atau musim pancaroba diduga kuat menjadi penyebabnya.
Namun, ternyata ada istilah baru yang menggambarkan hal tersebut, yaitu immunity debt atau utang imunitas.
Menurut dokter spesialis anak dr Benny Herlianto, SpA, immunity debt ini muncul setelah melihat fenomena ‘flu musiman’ yang sudah terlebih dulu ada sebelum pandemi dan meningkat tinggi setelah selesai pandemi.
“Kenapa bisa meningkat selesai pandemi? Karena pada saat Covid-19 sedang tinggi, di mana kesehatan anak benar-benar terjaga lantaran tiap keluarga memproteksi diri lewat isolasi, anak tidak terpapar flu seperti biasanya,” kata Benny.
Saat ini, di mana semua orang sudah bebas keluar rumah, PTM dimulai, maka seperti ada utang imunitas yang tersisa. Maksudnya, anak yang biasanya terpapar flu saat ‘flu musiman’, dalam kondisi baik-baik saja akibat isolasi. Tapi pasca itu, anak menjadi sangat rentan terhadap virus.
Sayangnya, di Indonesia agak sulit mengetahui virus penyebab adanya immunity debt tersebut. Sebab, tidak ada pemeriksaan rutin kecuali pemeriksaan untuk virus Corona.
Sedangkan di luar negeri, fenomenanya lebih pada virus RSV (respiratory syncytial virus).
“Batuk pilek memang jauh meningkat, kemungkinan RSV itu dan yang pasti bukan Covid-19. RSV itu virus biasa dan sudah ada sejak sebelum pandemi,” ujar dia.
Immunity debt pada anak yang lebih besar, biasanya hanya ditandai dengan gejala batuk pilek biasa. Tapi pada usia yang lebih kecil, bisa menyebabkan bronchiolitis.
Lebih lanjut Benny berpesan, untuk terus menjaga kesehatan. Caranya, berikanan makanan bergizi tinggi, istirahat yang cukup dan tetap melakukan hidup bersih dan sehat.
Menjaga jarak, selalu menggunakan masker Ketika beraktivitas di luar ruangan, juga mesti dilakukan setiap saat. Serta, olahraga teratur untuk menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah sakit. 
KOMENTAR ANDA