Sebenci-bencinya terhadap khianat, kita tidak dapat menghapus kenyataan buruk itu memang banyak bertebaran di bumi, bersabarlah../ Net
Sebenci-bencinya terhadap khianat, kita tidak dapat menghapus kenyataan buruk itu memang banyak bertebaran di bumi, bersabarlah../ Net
KOMENTAR

KHIANAT memang buruk. Sakitnya bisa perih sampai ke usus. Pantaslah banyak yang benci dikhianati. Dari itu pula cerita pengkhianatan kurang memikat hati.

Lain halnya kisah dikhianatinya Nabi Muhammad, yang memang menyedihkan, tapi mengandung hikmah tiada terkira. Sebenci-bencinya terhadap khianat, kita tidak dapat menghapus kenyataan buruk itu memang banyak bertebaran di bumi.

Kini lebih penting bagi kita mengupas kisah-kisah pengkhianatan terhadap Nabi Muhammad. Di antaranya yang cukup menggemparkan ialah tragedi Bi’r Ma’unah.

Manis sekali bibir Amir ibn Malik membujuk agar Nabi Muhammad mengirimkan delegasi guna mengajarkan agama Islam. Rasulullah menerima dengan tangan terbuka dengan mengirimkan para Qurra’ (penghapal dan pakar Al-Qur’an) yang merupakan sahabat-sahabat pilihan. Meski terlebih dahulu sempat terbersit keraguan terkait keamanan mereka.

Said Ramadhan Al-Buthy dalam bukunya Fikih Sirah (2010: 310-311) mengisahkan, Rasulullah berkata, “Sungguh aku mengkhawatirkan keselamatan mereka dari (kejahatan) penduduk Najd.”
Amir berkata, “Aku yang akan menjamin keselamatan mereka. Kirimlah mereka untuk menyeru masyarakat di sana kepada agamamu.”

Beliau mengirimkan tujuh puluh sahabat yang termasuk kalangan muslim terbaik. Setibanya di daerah Bi'r Ma'unah, para sahabat bermalam di tempat itu.

Amir pun menyeru kabilah-kabilah Salim yang terdiri dari puak-puak Ushiyyah, Ra'al, dan Dzakwan.

Mereka bersedia menyerang rombongan sahabat Rasulullah di Bi'r Ma'unah. Maka, musuh-musuh Allah itu pun mengepung para sahabat, kemudian menghabisi mereka tanpa sisa.

Betapa sedihnya Rasulullah atas pengkhiatan keji yang membuat tujuh puluh penghapal dan pakar Al-Qur’an mati syahid. Kemarahan beliau terlihat dari Qunut Nazilah yang dilakukannya selama sebulan penuh.

Apa pula itu Qunut Nazilah?

Wahbah az-Zuhaili pada bukunya Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 2 (2021: 167) menerangkan, Qunut Nazilah yang artinya bencana atau musibah yang melanda kaum muslimin, baik berupa ketakutan, paceklik, wabah penyakit, dan sejenisnya. Doa Qunut Nazilah ini hukumnya sunnah, karena berdasarkan hadis Nabi saw. yang menjelaskan bahwa beliau membaca doa Qunut Nazilah ini selama satu bulan penuh, karena terjadinya pembunuhan atas para sahabat beliau pada Perang Bi'r Ma'unah.  

Seringkali Nabi Muhammad dikhianati, sehingga tubuhnya terluka bahkan nyawa pun hampir melayang. Akan tetapi jika yang dirugikan adalah dirinya secara pribadi, beliau memperbanyak sabar. Luar biasa kemampuan beliau dalam mengendalikan dirinya.

Namun, bila pengkhianatan terhadap Rasulullah itu telah merugikan Islam, maka kemarahan beliau pun jadi kentara. Sebagaimana yang terjadi pada tragedi Bi’r Mau’nah, jelas sekali Nabi Muhammad telah dikhianati dengan keji. Dan sudah jelas beliau teramat marah.

Cukup sering Rasulullah dikhianati, dan sebagai umatnya kita pun dapat memetik pelajaran:

Pertama, kejadian pengkhianatan itu lumrah terjadi

Kita tidak sedang di surga, jadi percuma saja mengharapkan kesempurnaan di kefanaan dunia. Akan datang masanya, kita akan merasakan pedihnya pengkhianatan, sakitnya dicurangi oleh orang tepercaya, pahitnya ditikung pas di belokan akhir. Itu hanyalah perkara waktu.

Namun, inilah dunia yang sebenarnya. Khianat memang sifat buruk, tetapi jangan kaget-kaget amat kalau dikhianati. Manusia lain juga punya ego, hasrat dan juga nafsu yang sulit dikendalikan.

Kedua, hindari menyakiti diri sendiri

Dikhianati itu memang sakit, tapi jangan menabur garam di atas luka hati. Pengkhianatan terlalu memedihkan hati, tetapi hindari mendramatisir keadaan yang menambah terpuruknya mental sendiri.

Apabila kita telah kehilangan jabatan, harta atau prestise akibat dikhianati, maka lekaslah move on. Toh, yang pergi akan pulang, yang hilang akan berganti. Sudahlah!

Segalanya pasti akan berlalu, termasuk rasa sakit yang menyertai sayatan khianat itu. Namun, kesembuhan akan sulit dicapai jika kita terus meratapinya yang justru membuat luka hati kian menganga. 

Ketiga, apabila hendak marah lakukan dengan tepat

Sedih, kecewa, marah, murka dan lainnya menjadi sepaket komplit sebagai akibat dari pengkhianatan. Semua rasa yang tidak enak itu tergolong wajar-wajar saja. Nabi Muhammad pun marah, tetapi dalam bingkai pengendalian diri. Berhati-hatilah karena marah yang melampui batas akan memperburuk keadaan.

Kemarahan Nabi Muhammad ditunjukkan dengan melakukan Qunut Nazilah, yang mengandung doa keselamatan dan kekuatan bagi kaum muslimin serta bencana serta malapetaka bagi pihak-pihak yang khianat.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur