MENJADI orang tua bukanlah tugas yang mudah, apalagi ketika anak menunjukkan perilaku menantang seperti tantrum, membangkang, atau bersikap menyebalkan di depan umum. Di saat seperti itu, mungkin ayah bunda pernah merasakan tatapan tajam dari orang-orang sekitar—tatapan yang seolah berkata, “Kenapa anakmu seperti itu? Kamu enggak bisa mendidik anakmu, ya?”
Tatapan-tatapan tersebut sering kali melahirkan rasa malu, bersalah, bahkan perasaan gagal sebagai orang tua. Padahal, ayah bunda tahu betul sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendidik anak dengan cara terbaik yang ayah bunda pahami. Namun, tetap saja, penilaian dari orang lain bisa sangat membebani.
Wajar jika ayah bunda merasa cemas anak akan mengecewakan atau mempermalukan. Wajar pula jika ayah bunda takut disalahkan atas perilaku anak. Namun, saat situasi ini terjadi, cobalah berhenti sejenak dan katakan pada diri sendiri:
“Saya tidak bisa membaca pikiran orang lain.”
Sering kali, kita mengira orang lain berpikir buruk tentang kita, padahal sebenarnya belum tentu. Saat kita berada dalam kondisi stres atau negatif, kita cenderung menafsirkan segalanya secara negatif pula, termasuk bagaimana orang lain melihat kita.
Oleh karena itu, penting untuk melatih positive self-talk, yakni berbicara pada diri sendiri dengan cara yang membangun ketenangan dan harapan. Ucapkan dalam hati: “Saya tidak tahu apa yang mereka pikirkan, dan itu bukan urusan saya.” Fokuslah pada apa yang bisa Anda kendalikan, yaitu respons Anda terhadap anak dan terhadap situasi.
Ingat, menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup. Ayah bunda tidak sendiri dalam menghadapi tantangan ini. Jangan biarkan penilaian orang lain mengurangi keyakinan ayah bunda. Tetaplah hadir untuk anak, dengan cinta dan kesabaran yang ayah bunda miliki. Karena pada akhirnya, yang paling memahami dan mencintai si buah hati adalah orang tuanya.
KOMENTAR ANDA