IDULADHA bukan hanya tentang menyembelih hewan kurban, tapi juga tentang menyembuhkan hati, memperkuat empati, dan menumbuhkan cinta sesama. Inilah pesan yang begitu indah dari kisah yang terjadi di Pasar Minggu, Jakarta, 7 Juni lalu.
Di tengah hiruk-pikuk pasar tradisional dan kesibukan warga menyambut hari raya, sebuah kejutan manis datang dari Kutus Kutus, brand herbal yang selama ini dikenal lewat minyak balur khasnya. Namun kali ini, Kutus Kutus tak hanya hadir untuk kesehatan jasmani—tapi juga menyentuh sisi kemanusiaan yang dalam.
Adalah seorang penjual ketupat yang sudah lama setia berjualan demi menghidupi keluarganya. Tahun ini, beliau belum mampu ikut berkurban. Namun, Allah Swt. tak pernah menutup pintu bagi doa yang tulus. Lewat gerakan berbagi dari Kutus Kutus, ia mendapat hadiah seekor kambing kurban.
Momen penyerahan itu berlangsung penuh haru. Tangis bahagia pun pecah, bukan hanya karena hadiah fisik, tetapi karena hadirnya rasa dilibatkan, dihargai, dan dicintai. Kutus Kutus menunjukkan bahwa makna kurban tidak selalu diukur dari jumlah, melainkan dari niat, ketulusan, dan keberanian untuk berbagi.
“Kurban itu bukan tentang besar kecilnya hewan, tapi tentang ketulusan berbagi. Lewat gerakan kecil ini, kami ingin semua orang bisa merasakan semangat Iduladha yang inklusif dan penuh cinta,” ujar Arniel Sugiharto, CEO Kutus Kutus yang memang dikenal sebagai sosok yang selalu menanamkan pentingnya berbuat baik.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa keberkahan bisa datang dari mana saja, bahkan lewat tangan-tangan tak terduga.
Gerakan ini juga sejalan dengan value Kutus Kutus yang selama ini konsisten mendampingi masyarakat dalam gaya hidup sehat dan alami. Nyatanya, Kutus Kutus juga hadir untuk menyentuh sisi kemanusiaan, karena healing tidak hanya buat tubuh, tapi juga buat hati.
Bagi kamu yang percaya bahwa kebaikan itu menular, yuk bareng-bareng jaga semangat ini tetap hidup. Seperti pelukan hangat Kutus Kutus untuk hati masyarakat Indonesia.
KOMENTAR ANDA