Beberapa hari ini, Singapura kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat tinggi/ Net
Beberapa hari ini, Singapura kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat tinggi/ Net
KOMENTAR

PEMERINTAH Singapura sempat menurunkan level kasus Covid-19 dari pandemi menjadi endemi. Namun beberapa hari ini, negara tersebut kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat tinggi.

Selama 3 hari berturut-turut, mulai 7 hingga 9 September 2021, Singapura mampu memecahkan rekor positif kasus Covid. Pada 9 September 2021, ada 450 kasus lokal baru yang dicatat Kementerian Kesehatan Singapura (MOH).

Angka tersebut naik dari hari sebelumnya, sebanyak 347 kasus, dan pada 7 September tercatat ada 332 kasus baru.

Tren kenaikan ini sudah muncul sejak 23 Agustus kemarin, yaitu ketika mereka mengonfirmasi masuknya varian Delta. Hingga akhirnya MOH menetapkan 11 klaster penyebaran Covid-19 yang didapat dari hasil penelusuran (tracing), pengujian (testing), dan isolasi.

Kesebelas klaster tersebut adalah klaster Hu Lee Impex, Sembcorp Marine Tuas Boulevard Yard, RSU Changi, Bugis Junction, Bus Tuah Payoh. Kemudian Bus Tampine, Bus Boon Lay, Bus Punggol, Bus Jurong, North Coast Lodge, dan Konstruksi 30 Sunview Way.

Kembali Membatasi Kegiatan Sosial

Untuk melandaikan kembali kasus Covid-19, Pemerintah Singapura akhirnya melakukan pembatasan kegiatan sosial.

"Pemerintah Singapura mengumumkan larangan pertemuan dan interaksi di tempat kerja, mulai 8 September. Dan mendesak orang untuk membatasi pertemuan sosial menjadi sehari sekali," kata Ketua Gugus Tugas Covid-19 Singapura Lawrence Wong.

Pembatasan ini juga membuat pasar sayur dan buah ditutup, salah satunya Pasar Toa Payoh Lorong Timur 7 yang ditutup selama 2 pekan, terhitung sejak 3 September kemarin.

Untuk wisatawan, kebijakan yang diambil adalah tetap membuka pintu untuk wisatawan dari negara manapun, asalkan sudah mendapat Vaksinasi lengkap (dua dosis).

Skema baru ini disebut jalur perjalanan bervaksinasi. Wisatawan yang pertama dipersilahkan datang ke Singapura adalah asal Jerman dan Brunei Darussalam, karena di dua negara ini vaksinasi sangat gencar.

Dari sini kita bisa belajar, bahwa melandainya kasus Covid-19 di tanah air bukan berarti bisa melakukan hal apapun tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

Jangan lengah! Tetap lakukan gerakan 5M, dukung gerakan 3T, dan lakukan vaksinasi.

 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News