Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SAAT melepas suaminya tugas ke luar kota, sang istri berpesan, “Makanlah tepat waktu, istirahat yang cukup, ingat minum obat, hindari begadang dan jangan lirik-lirik cewek!”

Pesan sang istri macam ini tergantung cara kita memandang dan menafsirkannya. Bagi sebagian orang barangkali cukup menggelikan, memangnya suami seorang anak kecil. Tetapi ada juga pihak yang melihatnya lebih bijaksana, memandang pesan-pesan itu sebagai bentuk cinta.

Namun sengketa pendapat itu hendaknya tidaklah terjadi tatkala kita memahami pesan Nabi Muhammad terhadap kaum perempuan. Dalam risalah dakwahnya, beliau mengedepankan pembelaan dan perjuangan untuk kejayaan kaum hawa. Dari itu, marilah kita menjernihkan hati memahami pesan-pesan beliau.    

Memang sih sebagian orang bisa saja salah sangka, termasuk terhadap hadis Rasulullah. Akan tetapi dalam suatu hadis terkait perempuan, Isham Muhammad Asy-Syarif dalam buku Selamat Datang Istri Impian menguraikan dengan manis:

Diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah berkata kepada para wanita, “Wahai kaum wanita bersedekahlah! Sungguh aku melihat banyak dari penghuni neraka dari golongan kalian.”

Salah satu dari mereka berkata, “Sebab apa mereka banyak yang masuk neraka?”

Rasulullah menjawab, “Mereka banyak melaknat suami dan mengingkari kebaikannya suami.”

Lebih lanjut Isham Muhammad Asy-Syarif menyambung uraiannya, di manakah kata-kata jazakumullah khairan, “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan", la haramnallahu minka, “Semoga Allah tidak memisahkan diriku darimu", barakallahu lana fika, “Semoga Allah selalu memberi keberkahan kepada kita”, athalallahu umruka fi tha'atihi, “Semoga Allah memanjangkan umurmu dalam ketaatan kepada-Nya”, dan kalimat-kalimat lain yang menunjukkan rasa terima kasih istri kepada suami dengan lisannya.

Bagi istri, hal ini tidak susah untuk diucapkan.

Itulah kalimat-kalimat manis, yang merupakan ungkapan terima kasih dan penghargaan, yang akan menakjubkan jika istri coba sampaikan pada suami. Bukan hanya membuat suami terharu, juga melimpahkan keberkahan bagi istrinya.

Sayang seribu kali sayang kalau ada istri terjerumus mengingkari kebaikan suaminya, atau bahkan tega melaknat atau meremehkan kerja keras pasangan hidupnya. Sungguh amat disayangkan! Karena perbuatan macam inilah yang dikecam oleh Rasulullah dalam hadisnya.  

Abdul Aziz bin Fathi As-Sayyid Nada dalam Ensiklopedi Adab Islam menyebutkan, Nabi Muhammad menjadikan keingkaran istri terhadap kebaikan suami sebagai penyebab ia masuk neraka. Hal itu menunjukkan bahayanya perkara ini.

Oleh karena itu, kita wajib menghindarinya. Anehnya, banyak di antara kaum wanita yang tertawa jika disebutkan hadis ini kepadanya atau ketika mereka terjatuh dalam kesalahan ini. Padahal, seharusnya dia menangis, bukan tertawa seperti ini.

Barangkali kaum wanita yang menyelisihi perkara ini menjadi sebab utama mayoritas dari mereka menjadi penghuni neraka. Memang itulah perkara yang sesungguhnya, berdasarkan hadis sebelumnya dan juga lainnya.

Demikian pula sebaliknya, seorang suami juga tidak boleh berlaku seperti itu terhadap istrinya. Bahkan, walaupun padanya terdapat aib dan kesalahan, hendaklah ia menyebut dan mengakui kebaikannya, bukan menghapuskannya.

Sikap seperti ini termasuk upaya menjaga kehormatan diri, bahkan merupakan suatu keadilan dan inshaf (sikap pertengahan).

Sayangnya, maaf nih, betapa ringan lidah kita berterima kasih pada orang lain, tetapi begitu berat jika terhadap pasangan sendiri.

Apa sebabnya?

Kalau mau mengalihkan masalah kepada pihak ketiga, kita dapat menunjuk setan sebagai dalangnya. Tetapi kalau mau menunjuk diri sendiri; barangkali kitanya belum membiasakan diri.

Perjuangan Nabi Muhammad membela perempuan luar biasa. Ketika perempuan di masa jahiliyah itu dikubur hidup-hidup atau diperjualbelikan, maka Rasulullah yang memperjuangkan harkat dan martabatnya.

Hadis Rasulullah ini jelas mengangkat harkat perempuan ke derajat yang tinggi. Cobalah perhatikan! bukankah orang yang bermartabat itu adalah mereka yang menghargai orang lain, apalagi terhadap suaminya. Terlebih lagi di dalam bingkai cinta itu juga ada penghargaan.




Mematahkan Mitos Menikah di Bulan Syawal

Sebelumnya

Menyibak Rahasia Syawal

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur