PASAR modal Indonesia kembali menunjukkan ketahanannya di tengah dinamika sosial politik yang sempat bergejolak akibat demonstrasi beberapa waktu lalu.
Dikutip dari kantor berita ANTARA, Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak menguat pada perdagangan Rabu (3/9), dengan sentimen utama berasal dari perkembangan kondisi domestik yang mulai kondusif.
Disebutkan bahwa IHSG berpeluang bergerak fluktuatif di rentang 7.760–7.900. Apabila mampu menembus level 7.900 dengan volume transaksi signifikan, pasar berpotensi menutup gap di level 7.942, bahkan membuka peluang kembali ke level psikologis 8.000. Sebaliknya, bila IHSG melemah di bawah 7.800, maka pasar berisiko menguji level support 7.630–7.650.
Stabilitas sosial dan politik menjadi sorotan penting. Demonstrasi besar yang sempat mengguncang beberapa kota pekan lalu menimbulkan kekhawatiran pasar. Namun, situasi yang mulai terkendali memberi sinyal positif bagi investor. Kondisi ini membuat pelaku pasar kembali memanfaatkan momentum koreksi IHSG untuk mengoleksi saham-saham berfundamental kuat.
Selain faktor domestik, ekspektasi global juga turut memengaruhi. Tren penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) serta potensi langkah serupa oleh Bank Indonesia, ditambah penguatan harga komoditas, menjadi katalis positif. Di sisi lain, dinamika politik AS—terutama langkah Presiden Donald Trump terkait kebijakan tarif—masih menjadi variabel eksternal yang diperhatikan.
Pada perdagangan Selasa (2/9), IHSG ditutup menguat 66,52 poin atau 0,85 persen ke posisi 7.801,59. Total transaksi mencapai lebih dari 36,8 miliar lembar saham dengan nilai Rp16,38 triliun. Sebanyak 576 saham menguat, 126 melemah, dan 101 stagnan.
Meski bursa Eropa dan Amerika Serikat justru ditutup melemah pada hari yang sama, pasar Indonesia berhasil mencatatkan kinerja positif. Hal ini menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik yang dinilai masih menjanjikan, meski diwarnai ketidakpastian politik dan demonstrasi di lapangan.
Ke depan, kunci penguatan IHSG tidak hanya bergantung pada sentimen global, tetapi juga pada konsistensi pemerintah dan aparat dalam menjaga stabilitas sosial politik di tengah dinamika masyarakat.
KOMENTAR ANDA