Jaya Suprana/Net
Jaya Suprana/Net
KOMENTAR

HARUS diakui bahwa daya ingat saya makin tua makin melemah. Banyak data masa lalu hilang dari otak saya yang setiap hari kehilangan sel-selnya akibat dimakan usia yang makin mendekati masa ajal.

Jerman dan Jepang

Namun seingat saya selama sepuluh tahun belajar dan mengajar di Jerman pada tahun 70an abad XX, saya tidak pernah menyaksikan di negara demokratis itu ada kampanye pemilu diselenggarakan secara massal rame-rame berkumpul sambil menonton pergelaran konser musik rock.

Juga seingat saya ketika mempergelar sebuah konser amal (bukan untuk pemilu!) di Jepang pada saat kebetulan penyelenggaraan pilkada setempat, saya hanya melihat poster-poster mereka yang menyalonkan diri untuk dipilih rakyat atau paling-paling halo-halo dengan pengeras suara sambil naik mobil keliling kota tanpa ada kampanye pilkada dengan mengumpulkan massa sebanyak mungkin.

Kuatir ingatan saya sudah kacau, maka saya rekonfirmasi kepada saudara saya yang bermukim di Jepang. Ternyata beliau membenarkan ingatan saya.

Percaya Kepada Pemerintah

Dapat disimpulkan dari fakta yang saya lihat dengan mata di kepala saya sendiri di Jerman dan Jepang, bahwa apa yang disebut pemilu sebenarnya bisa kalau mau diselenggarakan tanpa kampanye dengan pengumpulan massa sebanyak mungkin.

Apalagi di masa yang di mana sebaiknya pengumpulan massa benar-benar dihindari demi mencegah perajalelaan prahara wabah Corona karena apa pun alasannya jelas bahwa nyawa rakyat jauh lebih penting ketimbang urusan politik perebutan kekuasaan.

Jika Jerman dan Jepang bisa menyelenggarakan pemilu tanpa pengumpulan massa pada masa pagebluk Corona maka Indonesia pasti lebih bisa.

Meski kesimpulan saya dengan mudah digugurkan oleh peribahasa lain padang lain belalang namun sayang angkara murka virus Corona tidak kenal peribahasa apa pun sebab mereka benar-benar membabibutatuli tanpa pandang bulu dalam bengis menerkam manusia baik di Jerman atau Jepang atau pun Indonesia.

Namun sepenuhnya saya percaya kepada pemerintah Indonesia pasti akan bersikap arif bijaksana dengan mengutamakan keselamatan kesehatan apalagi nyawa rakyat jauh di atas kepentingan politik apalagi sekadar politik perebutan kekuasaan.

Saya yakin pemerintah Indonesia mustahil membiarkan virus corona buas menerkam apalagi membinasakan rakyat Indonesia.

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan




Viral, Seorang Terapis Diduga Lakukan Kekerasan kepada Anak Penyandang Autisme

Sebelumnya

Menggratiskan Tes PCR Pasti Mampu Jika Mau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Jaya Suprana