Masjid Istiqlal/ Net
Masjid Istiqlal/ Net
KOMENTAR

ADA yang berbeda dari Masjid Istiqlal. Wajahnya kini tampak lebih cantik, mewah, dan semakin cerah. Oh, rupanya masjid kebanggaan masyarakat Indonesia ini baru saja bersolek.

Ya, setelah 42 tahun berdiri, masjid terbesar di Asia Tenggara ini menjalani renovasi yang dikerjakan langsung oleh Kementerian PUPR. Total biaya yang dikeluarkan untuk mempercantiknya adalah Rp 475 miliar.

Tampil semakin megah, kini masjid yang mampu menampung 200.000 jamaah ini bermandikan cahaya lampu yang diklaim sebagai yang tercanggih dengan teknologi smart lighting. Setiap permukaan, penyangga, atap, dan fasad luar masjid seluar 80.000 meter persegi ini disinari dengan efek glow dari ratusan lampu LED beraksen tungsten kekuningan.

Konon, lampu luar Istiqlal bisa berubah sesuai dengan siklus cahaya matahari. Cahaya utama putih dan kuning hampir mendominasi seluruh bangunan yang disimbolkan dengan matahari (Syams) dan bulan (Qamar). Matahari berwarna hangat kekuningan, sedangkan warna bulan lebih sejuk dengan warna putih.

Bagian lain yang mengalami renovasi adalah bagian mihrab, tempat wudhu, dan area parkir bawah tanah. Dan ada satu hal yang terlihat baru, yaitu adanya Amphitheater yang semakin indah dipandang mata. Plaza itu ditempatkan tepat di sisi sungai untuk mendukung berbagai kegiatan masjid.

Rencananya, Masjid Istiqlal akan memiliki terowongan bawah tanah yang terhubung dengan Gereja Katedral, yang letaknya tepat di seberang jalan. Ini untuk menunjukkan, bahwa tingkat toleransi beragama di Indonesia sangat baik.

Menengok sejarah pembangunan Masjid Istiqlal, proses pembangunannya memakan waktu 8 tahun lebih sejak peletakan batu pertama pada tahun 50-an. Hingga tahun 1969, pembangunannya tak kunjung usai, hanya berupa pilar-pilar beton yang berdiri tanpa ada atap.

Presiden Soeharto pun akhirnya turun langsung menjadi Ketua Penyantun Masjid Istiqlal. Ia menganggarkan dana pembangunan sejak Pelita I dan II. Akhirnya pembangunan masjid berhasil diselesaikan pada 22 Februari 1978. Dan peresmiannya pun dilakukan oleh Presiden Soeharto.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News