Ledakan Lebanon terbesar setelah Hiroshima dan Nagasaki/ Net
Ledakan Lebanon terbesar setelah Hiroshima dan Nagasaki/ Net
KOMENTAR

LEDAKAN 2.750 ton amonium nitrat dari sebuah kapal kargo bernama Rosus yang merapat di Pelabuhan Beirut, Lebanon, sejak 2014, menghancurkan setengah Kota Beirut dan merenggut 154 korban jiwa, 5.000 luka-luka, 300.000 warga kehilangan tempat tinggal, dan lebih dari 100 keluarga mencari anggota keluarganya.

Hancur, luluh lantak, begitulah gambaran Lebanon saat ini. Belum lagi selesai masalah kemanusiaan, pandemi Covid-19, dan kini ledakan dahsyat dari bahan kimia yang semula akan difungsikan sebagai pupuk, benar-benar membuat negara yang dipimpin Michel Aoun, lebur.

"Ketegangan dengan Israel, hampir tiap hari terjadi perang kata-kata, covid-19 yang membuat banyak perusahaan tutup, PHK besar-besaran, demonstrasi warga, dan kini ledakan amonium nitrat. Di sini, pemerintah setempat menetapkan status gawat darurat selama 14 hari dan 3 hari berkabung nasional. Pemerintah juga sudah membuat tim investigasi untuk mengetahui penyebab ledakan dan siapa yang bertanggung jawab, serta tim restorasi, perbaikan kota," papar Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari, dalam RMOL World View: Di Balik Ledakan Lebanon, Jumat (7/8).

Saat ini, ada risiko kekurangan pangan yang parah, karena negara tersebut mengimpor sekitar 85 persen makanannya, dengan pelabuhan menjadi titik akses utama.

"Pelabuhan itu menjadi down town Kota Beirut, arah masuk ke Jordania maupun Palestina. Pelabuhan itu merupakan pelabuhan tua yang ada sejak zaman Bizantium," jelasnya lagi.

Dan saat ini, badan-badan bantuan PBB memperingatkan bahwa Lebanon menghadapi krisis kemanusiaan. Dan Minggu (9/8) dilakukan pertemuan internasional secara online guna membahas hal tersebut.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengonfirmasi akan bergabung. Konferensi negara donor ini akan mencakup para pemimpin Lebanon, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan lembaga-lembaga Eropa.

"Ya, saat ini Lebanon tengah menunggu pencairan bantuan ekonomi dari IMF, World Bank, dan negara-negara yang punya hubungan spesial," pungkasnya.

 




UNRWA Berikan Dukungan Psikososial bagi Ribuan Anak Gaza

Sebelumnya

Ekspor Indonesia Tetap Stabil Meski Konflik Iran-Israel Memanas, Pemerintah Siapkan Alternatif Pasar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News