Pegulat profesional Jepang berdarah Indonesia Hana Kimura/Net
Pegulat profesional Jepang berdarah Indonesia Hana Kimura/Net
KOMENTAR

SEJUMLAH pejabat pemerintahan Jepang menyerukan tindakan nyata terhadap masalah cyberbullying atau penindasan di dunia maya pasca kematian pegulat profesional dan bintang reality show, Hana Kimura.

Kimura yang merupakan salah satu pemain dalam musim terakhir serial Netflix "Terrace House" diketahui menninggal dunia pada hari Sabtu (23/5) pada usia 22 tahun.

Kematiannya dikonfirmasi World Wonder Ring Stardom, yakni organisasi gulat profesional yang mewakili Kimura.

"Kami sangat menyesal melaporkan bahwa Hana Kimura kami telah meninggal," kata Stardom dalam sebuah pernyataan.

"Hana berbaris dengan irama drumnya sendiri. Dia lucu, karismatik, dan orang yang benar-benar baik," sambung pernyataan yang sama.

Namun, organisasi tersebut tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang penyebab kematian Kimura.

"Kami belum memahami detailnya dan terus bekerja sama dalam penyelidikan masalah ini," begitu bunyi keterangan terpisah yang dikeluarkan oleh organisasi tersebut.

Organisasi itu menekankan bahwa pihaknya akan fokus dalam hal menjaga kesejahteraan emosional para pemainnya.

Kematian Kimura yang memiliki darah keturunan Indonesia itu menjadi sorotan tersendiri. Pasalnya, sebelum kematiannya, Kimura pernah mengunggah foto dirinya dengan kucingnya di Instagram.

Dia menulis, "Aku mencintaimu. Hidup bahagia, panjang umur. Maafkan aku".

Banyak orang yang kemudian berasumsi bahwa kematian Kimura ada hubungannya dengan cyber bullying atau pelecehan dunia maya yang dia terima di sosial media.

Diketahui bahwa dia kebanjiran kritik dan bullying setelah sebuah episode yang ditayangkan pada tanggal 31 Maret lalu, menunjukkan argumen antara Kimura dan anggota pemeran lainnya dalam serial Netflix yang dibintanginya.

Bullying itu kembali menjadi sorotan setelah kematian Kimura.

Menindaklanjuti desas-desus yang berkembang, Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, Sanae Takaichi, berjanji untuk mempercepat diskusi pemerintah seputar undang-undang cyberbullying.

Takaichi akan memimpin panel pemerintah untuk membahas apakah pengguna internet dapat diidentifikasi jika posting mereka termasuk "fitnah".

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga juga menyatakan belasungkawa atas kematian Kimura.

"Penting untuk meningkatkan literasi di internet sehingga pengguna tidak akan menggunakan komentar untuk menyakiti orang lain dengan fitnah," jelasnya, seperti dikabarkan CNN.

Selain itu, mantan Perdana Menteri Yukio Hatoyama memberikan penghormatan kepada Kimura di Twitter, menyerukan hukuman untuk pelaku cyberbullying anonim yang pengecut.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News