Dahlan Iskan/Net
Dahlan Iskan/Net
KOMENTAR

SEPERTI juga Liverpool dan Barcelona, akhirnya pertahanan Indonesia jebol juga. Setelah dua bulan bikin aneh warga jagat raya 1 Maret kemarin ditemukanlah penderita virus Corona pertama di dekat Jakarta. Sekaligus dua.

Saya pun segera minta tolong wartawan yang rumahnya di Depok. Yakni Mangasi (Choky) Tampubolon. Ia wartawan Indopos alumni IISIP (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).

Choky pun segera ke rumah penderita itu. Kebetulan jaraknya kurang dari 3 Km dari rumahnya.

Ia harus melewati perumahan real estate kelas menengah. Jalannya selembar 6 meter. Kanan-kirinya rumah-rumah tipe 45. Itulah perumahan Studio Alam Indah, yang kini sering disebut di media massa.

Di ujung jalan itu ada sebidang tanah agak luas. Lebih luas dari umumnya kaplingan di perumahan itu. Di atas tanah itu banyak pepohonan. Termasuk pohon-pohon pisang. Ada juga warung kecil entah milik siapa. Lalu ada tiga bangunan sederhana di tanah itu. Di salah satu bangunan itu ada tempat yang cukup untuk latihan tari.

Rumah ini kelihatannya berada di luar komplek perumahan Studio Alam Indah, tapi seperti menjadi bagian di pinggirnya.

Itulah rumah Maria Darmaningsih. Penderita Coronavirus pertama di Indonesia.

Itulah rumah Maria Darmaningsih. Penderita Coronavirus pertama di Indonesia.

Bahwa di situ ada ruang tari pemilik rumah itu memang guru tari. Dia juga dosen di Institut Kesenian Jakarta yang terkemuka itu di Taman Ismail Marzuki itu.

Sebagai seniwati tari dia sangat terkenal. Profilnya sampai dimuat di Wikipedia. Dia juga penerima penghargaan dari kementerian pariwisata.

Maria termasuk tiga besar penari besar Indonesia. Khususnya tari Jawa, Sunda, dan Bali. Koreografinya sangat banyak, termasuk dipentaskan di luar negeri. Maria sendiri pernah menerima program sekolah di Australia.

Ibunya pernah berkorban untuk bakat putrinya itu. Sang ibu menjual arloji khusus hadiah dari Mendikbud saat itu. Untuk dibelikan gamelan, demi anaknya itu.

Maria juga pernah menulis buku tentang tari yang diterbitkan Gramedia. Di rumahnya itu Maria juga membuka latihan tari untuk siapa saja.

Itulah Maria Darmaningsih. Usianyi: 64 tahun.

Itulah penderita pertama Coronavirus di Indonesia, yang terdeteksi.

Maria sendirian di rumah itu, sejak bercerai dengan suami sekian tahun lalu. Anak wanitanya sesekali datang ke rumah ibunya itu. Umur sang anak memang sudah 31 tahun, tinggal di Jakarta Selatan.

Sang anak menjadi penderita kedua Coronavirus di Republik ini, yang terdeteksi.

Bisa jadi yang penderita pertama adalah sang anak. Ibunya yang tertular. Tergantung siapa yang lebih dulu berteman dengan si Jepang. Juga siapa yang lebih intens berhubungan di arena dansa.

Di rumah itu sang ibu ditemani seorang tukang kebun berumur 40 tahun dan pembantu rumah tangga berumur 35 tahun. Dua-duanya ikut diperiksa: tidak tertular.

Maria, wanita asal Jogjakarta, kini dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, di Sunter, Jakarta Utara.

Mengapa orang Depok dirawat di RSPI SS yang jauh dari rumahnya?

Itu karena jenis penyakitnyi yang khusus tadi. Rumah Sakit Penderita Infeksi SS memang ditunjuk untuk menjadi pusat penanganan Coronavirus.

Tapi Maria pernah dirawat di RS Mitra Keluarga Jalan Margonda Depok. Yakni RS terdekat dari rumahnya. Berarti RS ini termasuk yang menjadi perhatian pemerintah, untuk diobservasi.

Perawat RS Mitra Keluarga juga harus diobservasi. Yakni mereka yang diperkirakan pernah berhubungan dengan pasien Maria. Perawat itu sudah diisolasi di rumah mereka masing-masing. Jumlah mereka mencapai 76 orang.

Setelah terbukti ditemukan penderita Coronavirus kini tidak ada jalan lain: semua orang harus jujur. Tidak boleh ada yang menyembunyikan diri. Atau pura-pura sehat. Begitu badan merasakan tanda-tanda seperti flu harus ke dokter. Dan harus jujur pernah ke mana saja dan bertemu siapa saja.

Seperti Maria itu misalnya. Ternyata pernah bertemu temannyi yang dari Jepang. Sang teman pernah pula sama-sama bermalam Valentine di sebuah klub malam di Jakarta. Berdansa di sana.

Orang Jepang itulah yang ditemukan terkena Coronavirus. Yakni saat ia kembali ke Malaysia. Ia mengaku pernah ke Jakarta. Mengaku juga di Jakarta bertemu siapa saja.




Banjir Bandang Lahar Dingin Terjang Sejumlah Wilayah Sekitar Gunung Marapi Sumbar, BNPB: Masyarakat Harus Waspada Bahaya Susulan

Sebelumnya

Jemaah Haji Tak Boleh Melepas Gelang dan Kalung Identitas Selama di Tanah Suci, Ini Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News