Ilustrasi langit saat matahari terbit/Freepik
Ilustrasi langit saat matahari terbit/Freepik
KOMENTAR

AL-QUR’AN itu senantiasa memakai cara-cara yang lembut terhadap perempuan. Tak terkecuali dalam mengabarkan hak atas surga, kitab suci menggunakan seruan yang menggetarkan jiwa perempuan.

Surat Al-Mu’min ayat 40, yang artinya, “Siapa yang mengerjakan keburukan tidak dibalas, kecuali sebanding dengan keburukan itu. Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman, akan masuk surga. Mereka dianugerahi rezeki di dalamnya tanpa perhitungan.

Surga itu berkaitan erat dengan amalan baik yang dikerjakan, dan berhubungan pula dengan dosa yang diperbuat. Tidak ada diskriminasi gender dalam agama, termasuk pula dalam hak atas surga, tidak ada perlakuan berbeda terhadap kaum hawa. Namun, ayat ini mengungkapkan betapa lembutnya Allah terhadap perempuan, sehingga Al-Qur’an merangkai cara yang halus dalam mengabari tentang surga bagi perempuan.

Hamka pada Tafsir al-Azhar Jilid 8 (2020, 105) menerangkan:

Barang siapa beramal yang buruk maka tidaklah dia akan diganjar melainkan dengan yang sebanding.” (pangkal ayat 40)

Artinya bahwa dengan sangat teliti amalan yang buruk itu diberi ganjaran dosa sebanding dengan buruk amalan itu, tidak lebih. Karena ganjaran dosa itu bukanlah karena kebencian dari Allah, melainkan karena keadilan-Nya jua. Sekali-kali bukan karena dendam Allah. Sebab itu pada pemeriksaan atas amalan yang buruk itu sangatlah teliti, supaya hukuman jangan lebih berat dari kesalahan.

Perempuan maupun laki-laki yang berdosa diteliti benar-benar supaya ganjarannya tidak melebihi kejahatan yang dilakukan. Sekalipun azab itu disebabkan perbuatan dosa manusia atau bukan karena kebencian Tuhan, tetapi Allah tetap menegakkan keadilan berlandaskan kasih sayang-Nya.

Bagaimana dengan sambungan ayat, “Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman, akan masuk surga. Mereka dianugerahi rezeki di dalamnya tanpa perhitungan.

Hamka (2020: 106) menerangkan: Di sini disebut bahwa tidak ada perbedaan penghargaan terhadap laki-laki dengan perempuan. Asal sama-sama beramal, keduanya sama-sama berhak dan sama-sama mendapat ganjaran Allah.

Di pangkal ayat yang menerangkan tentang hukum setimpal terhadap yang berbuat yang buruk, hanya laki-laki saja yang disebut. Perempuan tidak!

Orang yang mendalami perasaan AI-Qur'an akan merasakan betapa dalamnya hikmah yang terkandung dalam perbedaan itu. Kepada perempuan tidaklah perlu ditunjukkan ancaman yang ngeri-ngeri. Karena perempuan yang beriman itu sebenarnya bergantung juga kepada bimbingan laki-laki.

Menarik sekali penafsiran di atas, bahwa betapa lembutnya Al-Qur’an kepada kaum hawa, sehingga sekalipun wanita juga bisa melakukan perbuatan dosa, tetapi tidak diberikan ancaman yang mengerikan.

Giliran membahas balasan kebaikan berupa surga, perempuan tidak ketinggalan disebut bersama dengan lelaki. Bahkan syarat berhaknya perempuan atas surga sungguhlah ringan, cukup dengan beramal baik.

Hamka (2020, 106) mengungkapkan: Pada Yaumul 'Usrah, hari masa kesukaran harta di Madinah, padahal Rasulullah saw. akan memimpin peperangan di musim panas ke Tabuk, perempuan menanggalkan perhiasan mereka buat gotong royong belanja perang. Dalam berbuat baik umumnya mereka didorong oleh iman mereka sendiri.

Dalam ayat ini ditekankan pula bahwa amal kebajikan yang dikerjakan itu ialah yang timbul dari iman. Meskipun ada amalan yang baik, suka bersedekah, berkorban harta benda, tetapi karena ingin pujian orang tidaklah diterima. Berbuat kebajikan, laki-laki atau perempuan karena ingin memperlihatkan kekayaan, tidaklah diterima.

Yang diterima ialah beramal yang saleh, sedang mereka itu beriman. Amal saleh yang timbul dari kesadaran iman. Mereka itu akan masuk surga. Demikian firman Allah.

Lalu di ujung ayat ditegaskan lagi bahwa dalam surga itu mereka akan diberi rezeki yang tidak dihitung-hitung, boleh pakai sesuka hati, boleh minta apa yang diingini. Berbeda dengan azab masuk neraka yang amalan buruk diganjari sebanding dan setimpal dengan kesalahan, tidak berlebih, sedang amalan baik yang timbul dari iman menerima ganjaran terus-menerus, terus-menerus tidak ada batas.

Keikhlasan yang berlandaskan keimanan, itulah amal baik yang membuat kaum perempuan punya alasan kuat masuk surga. Dengan kelembutan Al-Qur’an telah menerangkan sebab musabab perempuan masuk surga, sehingga hati yang lembut pula yang dapat menangkap keindahannya.




Assalamualaikum dan Semangat Mulia yang Menaunginya

Sebelumnya

Tafsir Keadilan Gender di Antara Mukmin Perempuan dan Mukmin Laki-laki

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tafsir