KOMENTAR

Senyum Terindah

Tujuh tahun berjuang melawan kanker, tidak pernah sedikitipun Dewi memperlihatkan kesakitannya di hadapan orang lain. Profesinya saat itu sebagai fotografer majalah remaja Muslimah, mengharuskannya senantiasa mobile. Ia memotret para model belia cantik dalam balutan busana muslim karya disainer ternama. Ia pergi meliput berbagai peristiwa dan acara yang penuh keceriaan khas dunia remaja. Ia membaca naskah lalu menyempurnakannya dengan foto karyanya sebagai ilustrasi artikel tersebut. Hidupnya berjalan dinamis, tanpa dinodai keluhan sakit ataupun airmata kesedihan.

Di masa awal seseorang mengetahui dirinya mengidap kanker, dinding kekuatan diri seperti runtuh. Kesedihan yang mengisi hati pun sudah memenuhi kalbu. Menyisakan kepedihan mendalam, kegelisahan, dan ketakutan. Tapi tebaklah apa yang terlihat dari seorang Dewi? Ia adalah pemilik senyum terlebar, suara tawa terenyah, dan humor segar yang mengalir setiap hari. Tidak ada seorang pun yang menandingi keceriaannya. Dan tidak ada seorang pun tahu apa yang berkecamuk dalam benaknya.

Dalam kesehariannya, setiap hari ia selalu berhubungan dengan orang banyak. Mengikuti rapat redaksi, bertemu narasumber, juga berkolaborasi dengan reporter, redaktur, dan sesekali berkumpul dengan komunitas fotografer. Ia senantiasa menularkan aroma kehangatan dan kepedulian kepada orang-orang di sekitarnya. Sosok berhijab yang sangat ramah, rendah hati, dan penuh empati. Perempuan tomboi yang setia membawa ransel penuh pernak-pernik dan makanan ringan yang siap ia bagikan ke siapa saja. Kebaikan dan ketulusan hati menjadi karakter Dewi yang membuatnya dicintai banyak orang.

Saat Dewi menjalani rawat inap, kamarnya tak pernah sepi dikunjungi keluarga, kerabat, sahabat, dan rekan-rekan seprofesi. Dulu, di masa BBM menjadi ruang komunikasi sejuta umat, begitu banyak status BBM teman-temannya yang berisi untaian doa untuknya. Kekuatan dari para sahabat ini juga yang membuatnya senantiasa bersemangat dan tidak patah arang melawan kanker.

Kekuatan Dewi menjalani ‘tujuh tahun terindah’ dalam hidupnya tentu tak bisa dipisahkan dari sosok Luhur, sang imam. Tentang dukungan sang suami, Dewi kehilangan kata-kata. Ia tak bisa melukiskan besarnya support ruhani dan dukungan cinta kasih yang dicurahkan Luhur untuknya. Setiap keputusan untuk menjalani suatu pengobatan merupakan hasil diskusi Dewi dan Luhur. Dewi tahu, di balik sosok suaminya yang enggan mengobral kata-kata, yang memilih menyimpan sejuta perasaannya dalam hati, pergolakan batin kerap hadir di hatinya menyaksikan istri tercinta berjuang tanpa kenal lelah melawan kanker.

Lebih dari Keajaiban

Menjelang penghujung 2012, setelah meneliti hasil lab, Dokter Bayu menyatakan tubuh Dewi sudah bersih dari kanker. “Tidak ada kosakata yang sepadan untuk menggambarkan perasaan yang jauh di atas bahagia, lebih dari takjub, lebih dari merasakan keajaiban yang luar biasa, dan rasa syukur yang tidak terkira berlimpahnya,” ujar Dewi tentang kesembuhannya.

Kini, hidupnya terasa begitu nikmat dijalani. Kini, ia memandang semua dengan ringan. Tidak ada penyesalan. Ia merasakan sebuah perasaan sangat mendalam yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata.

Perasaan mendalam tadi jugalah yang melandasi kepasrahannya tentang memiliki anak. Setelah sempat beberapa kali hamil pascakesembuhannya dari kanker dan berakhir dengan keguguran demi keguguran, Dewi kini memilih pasrah dan ikhlas.

Sembuh dari kanker, freelance photographer untuk beberapa media nasional dan internasional ini melanjutkan kehidupannya dengan semangat yang lebih dahsyat. Selepas bertugas di arena Asian Games 2018, ia pun kembali menikmati offroad di Penang, Malaysia, yang memacu adrenalinnya sekaligus sebagai ‘hadiah’ untuknya yang tak pernah berhenti bersyukur. Foto: dok. pribadi

Selengkapnya baca di Majalah Farah edisi 5 / Terbit Oktober 2018




Raih Nusantara Award 2024, Anna Mariana Konsisten Lestarikan Wastra Nusantara Serta Memajukan Pelaku UMKM dan Ekraf

Sebelumnya

Memaknai Hakikat Perempuan Hebat dari Sosok Mooryati Soedibyo: Empu Jamu Indonesia hingga Menjadi Wakil Rakyat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women