Ki-Ka: Fany Efrita Ritonga (Alunjiva Indoneisa), Kristy Nelwan (Unilever Indonesia), perwakilan penerima manfaat “SheAblepreneur; dan Nicky Clara (Alunjiva Indonesia)
Ki-Ka: Fany Efrita Ritonga (Alunjiva Indoneisa), Kristy Nelwan (Unilever Indonesia), perwakilan penerima manfaat “SheAblepreneur; dan Nicky Clara (Alunjiva Indonesia)
KOMENTAR

MENYAMBUT Hari UMKM Nasional, Alunjiva Indonesia menyelenggarakan rangkaian pelatihan kewirausahaan secara offline bagi 75 UMKM perempuan dan individu disabilitas sebagai kelanjutan dari program “SheAblepreneur”. Setelah bulan Juli lalu seluruh peserta mengikuti pelatihan secara online, hari ini pelatihan offline edisi pertama diikuti oleh 25 peserta asal Jabodetabek dan akan dilanjutkan dengan kegiatan serupa di dua kota lainnya, Bandung dan Yogyakarta. Didukung oleh Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia, pelatihan ini membahas sejumlah materi penting yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para pelaku UMKM perempuan dan disabilitas menuju terwujudnya ekosistem UMKM yang lebih inklusif.

Setiap tanggal 12 Agustus, Hari UMKM Nasional diperingati untuk memberikan perhatian pada puluhan juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai denyut nadi perekonomian Indonesia. Lebih dari itu, momen ini menjadi ajakan untuk melihat lebih dalam: bagaimana kita mampu membangun ekosistem UMKM yang benar-benar inklusif di mana setiap pelaku usaha, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.

Antusiasme para peserta program "SheAblepreneur".

Karena faktanya banyak kelompok marjinal, khususnya para perempuan dan individu disabilitas, tidak berani memulai dan menjalankan bisnis UMKM karena adanya stereotip bahwa perempuan kurang fokus dalam menjalankan usaha, atau stigma bahwa individu disabilitas kurang mampu bekerja produktif. Bahkan saat keberanian itu muncul, mayoritas bisnis perempuan, apalagi yang dimiliki oleh individu dengan disabilitas, masih sulit berkembang karena keterbatasan akses terhadap mentor, jejaring, ataupun modal.

Nicky Clara, Founder Alunjiva Indonesia menerangkan, “Program ‘SheAblepreneur’ berupaya untuk menjadi bagian dari solusi, kami ingin memberikan ruang di mana perempuan dan individu dengan disabilitas ‘diizinkan’ untuk bermimpi agar bisa bergerak lebih jauh dan membuat perubahan nyata. Berkolaborasi dengan Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia, program ini adalah inisiatif yang dirancang untuk mendukung pelaku usaha perempuan, termasuk perempuan dengan disabilitas, agar dapat mengembangkan bisnis yang lebih berdaya saing, berkelanjutan, dan berdampak sosial.”

Sharing dan tanya jawab para peserta pelatihan kewirausahaan "SheAblepreneur". 

Diluncurkan bulan Juni lalu, program ini telah menerima 182 pendaftar yang berdomisili di tiga kota pelaksanaan, yaitu Tangerang, Bandung dan Yogyakarta. Setelah melalui tahap penyaringan dan wawancara, terpilih 75 UMKM perempuan dan individu disabilitas yang memenuhi syarat dan siap mendapatkan pendampingan intensif. Bulan Juli lalu mereka telah mengikuti pelatihan online dengan empat modul utama: (1) Dasar pengembangan bisnis dan BMC (Bussiness Model Canvas), (2) Pemanfaatan digital dan media sosial dalam pengembangan bisnis, (3) Literasi keuangan, dan (4) Pengenalan AI.

Nicky Clara – Founder of Alunjiva Indonesia

Nicky melanjutkan, “Melalui pelatihan online, teridentifikasi sejumlah tantangan utama yang umumnya dihadapi oleh mayoritas pelaku usaha, yaitu permasalahan dalam manajemen tim – mulai dari pembagian peran dan tanggung jawab, komunikasi internal yang belum optimal, belum maksimalnya keterlibatan anggota tim, hingga permasalahan dalam strategi pemasaran khususnya terkait cara memperkenalkan produk ke target pasar yang lebih luas, meningkatkan brand awareness, serta pemanfaatan kanal digital dan offline secara efektif.”

Dinoy Alamsyah – Foods Media Lead & Hyperlocal Unilever Indonesia, trainer progam “SheAblepreneur” membawakan materi tentang branding, pemasaran, dan strategi pemasaran digital.

Untuk membantu peserta menghadapi tantangan, digelar pelatihan tahap lanjutan secara offline dengan metode design thinking. Melalui pelatihan ini, diharapkan peserta mampu memahami penerapan strategi manajemen tim yang lebih terstruktur – mencakup pembagian peran, komunikasi, dan motivasi anggota; menyusun dan menjalankan strategi pemasaran yang lebih relevan, kreatif, dan sesuai karakteristik usaha mereka; hingga mengembangkan action plan jangka pendek dan jangka panjang dalam aspek team building dan pemasaran.

Audrey Avilla Goestiandi – Talent Partner Unilever Indonesia bertindak sebagai trainer pada pelatihan offline progam “SheAblepreneur”untuk membawakan materi seputar kiat manajemen tim dan teknik rekrutmen.

Kristy Nelwan, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia, mengatakan, “Dukungan dan keterlibatan Unilever Indonesia pada program ‘SheAblepreneur’ dilatarbelakangi misi bersama untuk menciptakan dunia usaha yang lebih adil, beragam, dan inklusif. Program ‘SheAblepreneur’ memberdayakan pelaku UMKM perempuan, penyandang disabilitas, dan perempuan penyandang disabilitas – kelompok yang kerap menghadapi hambatan ganda atau lebih dalam mengembangkan usaha. Hal ini sejalan dengan tiga pilar ED&I kami, yaitu keadilan gender, keadilan untuk individu disabilitas, serta penghapusan diskriminasi dan stigma.

Kristy Nelwan – Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia

“Dalam pelatihan hari ini, karyawan Unilever Indonesia terlibat langsung sebagai trainer. Tim brand membawakan materi seputar branding, pemasaran, dan strategi pemasaran digital, sedangkan tim HR memaparkan kiat manajemen tim dan teknik rekrutmen. Kami percaya wawasan ini menjadi bekal nyata bagi para peserta untuk memulai maupun mengembangkan usaha, sekaligus menepis stigma yang kerap mereka hadapi.”

Para peserta pelatihan kewirausahaan offline program "SheAblepreneur".

Pelatihan offline akan dilanjutkan di dua kota pelaksanaan berikutnya, yaitu Bandung dan Yogyakarta yang diikuti oleh masing-masing 25 peserta. Di saat yang bersamaan, selama bulan Agustus program ini juga akan memberikan kesempatan bagi para peserta perempuan disabilitas untuk memperkaya pengalaman dengan bermagang di sejumlah UMKM yang telah dipilih selama satu bulan.




Panasonic Gobel Group Dukung Walk for Autism 2025: Usung Komitmen Inklusivitas dan Lingkungan Bersih

Sebelumnya

POV Bahas Simulasi Perang Dunia Ketiga, Menyoroti Peran Masyarakat Pribumi dan Kedaulatan Pangan-Energi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel C&E