Oikoscycle, pengelolaan limbah berkelanjutan. (Eko Windarto)
Oikoscycle, pengelolaan limbah berkelanjutan. (Eko Windarto)
KOMENTAR

DI tengah hiruk-pikuk kota Batu, terdapat secercah harapan yang lahir dari tangan-tangan kreatif sang anak muda bernama Novandya Tjokrosoeharto.

Sosok entrepreneur muda yang peduli dan penuh semangat ini menghadirkan gebrakan baru dalam dunia pengelolaan limbah dengan Oikoscycle, sebuah rumah singgah bagi limbah organik yang ingin bertransformasi menjadi berkah, dan menjadikan sampah bukan lagi beban pusing di lingkungan sekitar.

Berlokasi di Jalan Jerukan 1, Oro-oro Ombo, Kota Batu, Oikoscycle adalah laboratorium nyata bagi inovasi pengelolaan sampah yang berwawasan modern sekaligus ramah lingkungan. Tempat yang cocok untuk menggali misteri limbah dan mengubahnya menjadi sesuatu yang berguna lewat proses unik nan alami.

Di balik kelimpahan limbah rumah tangga dan limbah industri yang kerap dibiarkan menumpuk tanpa pengelolaan serius, Oikoscycle hadir sebagai oase yang menyegarkan.

“Aku mendirikan Oikoscycle bukan hanya untuk mengelola limbah secara berkelanjutan, tapi juga untuk menciptakan nilai tambah dari sesuatu yang selama ini dianggap tak berarti,” ungkap Novandya saat ditemui Farah.id dengan mata yang berbinar membara, Rabu, 6 Agustus 2025.

Gagasan ini kemudian diwujudkan dengan metode pengolahan limbah menggunakan maggot — larva lalat Black Soldier Fly — yang tak hanya efisien tapi juga elegan dalam menyelesaikan persoalan sampah organik.

"Apa itu maggot? Mungkin banyak yang belum familiar. Larva lalat Black Soldier Fly ini adalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam urusan pengurai limbah organik.

Dalam tempo singkat, maggot mampu melahap limbah dapur, sayuran busuk, dan sampah organik lainnya yang selama ini menyumbang bau tak sedap dan polusi," lanjutnya penuh keyakinan.

Keistimewaan lain, maggot hasil panen tak sekadar dimusnahkan — mereka berubah menjadi pakan ternak alternatif kaya protein.

Dengan demikian, terjadi siklus yang tak hanya mengurangi limbah, tapi juga mengurangi biaya pakan peternak lokal, sekaligus mendukung keberlanjutan peternakan yang ramah lingkungan.

"Tak sekadar mengurus limbah, Oikoscycle juga piawai mengemas edukasi lingkungan menjadi sesuatu yang asyik dan ringan. Sesi sosialisasi mengenai proses pengolahan limbah dengan maggot, keajaiban manfaat maggot, hingga pentingnya memilah sampah dari rumah dijalankan dengan cara yang ramah dan menarik," imbuhnya.

Program edukasi ini menjangkau berbagai lapisan usia, mulai dari anak-anak hingga remaja, membangun kesadaran baru bahwa sampah bukanlah masalah melulu, tapi peluang yang bisa menghasilkan nilai. Dari sinilah benih-benih perubahan mindset mulai tumbuh, bahwa mengelola limbah adalah bagian dari tanggung jawab kita bersama.

"Sejak berdiri, kehadiran Oikoscycle menyulut api kesadaran baru bagi warga sekitar. Mereka yang semula tak peduli kini mulai menyuguhkan perhatian terhadap cara mereka membuang dan mengelola sampah rumah tangga. Tak hanya itu, Oikoscycle juga telah membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, mulai dari budidaya maggot hingga distribusi pakan ternak," sambungnya optimis.

Novandya Tjokrosoeharto dan Oikoscycle adalah bukti nyata bahwa generasi muda punya peran besar dalam menyulam masa depan yang lebih baik.

"Maka, mari mulai dari diri sendiri, menjadi lebih sadar dan aktif dalam pengelolaan sampah. Bersama kita jaga bumi, hijaukan harapan, dan tetap berkarya dengan penuh semangat!" pungkas Novandya penuh semangat.




Perjuangan Heni Ekawati Mengajar Anak Istimewa di Aceh

Sebelumnya

Linda Yaccarino, dari Industri Media ke Pusat Inovasi Kesehatan Digital

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women