Ilustrasi orang tua dan anak makan bersama/Freepik
Ilustrasi orang tua dan anak makan bersama/Freepik
KOMENTAR

“HENDAKLAH adab sopan anak-anak itu dibentuk sejak kecil. Karena ketika kecil mudah membentuk dan mengasuhnya, belum dirusakkan oleh adat kebiasaan yang sukar ditinggalkan.” –HAMKA

Quote dari Buya Hamka tersebut banyak dikutip oleh lembaga pendidikan di Indonesia juga media sosial yang fokus membahas parenting.

Bagaimana tidak, pesan Buya Hamka tersebut memang menjadi kunci penting pembentukan karakter anak yang sesuai dengan norma dan nilai kemanusiaan.

Maka benar-benar menantang peran orang tua masa kini. Di zaman ini, orang tua bisa dilaporkan ke Komnas Perlindungan Anak karena mencoba mendidik anak dengan cara yang dianggap wajar orang tua di masa lampau. Padahal tidak semua yang berasal dari masa lalu adalah salah—seperti juga tak semuanya benar. Namun ketika tegas dianggap menindas, entah bagaimana lagi orang tua mesti mendidik buah hati mereka.

Ketika kita memberlakukan demokrasi dalam hubungan orang tua-anak, maka demokrasi itu tetaplah harus memiliki aturan. Mengagungkan demokrasi tanpa ada hukum atau aturan yang menjadi payungnya hanya akan menciptakan kebebasan yang kebablasan.

Kembali pada pesan Buya Hamka, benarlah bahwa orang tua sebaiknya menanamkan adab dalam diri anak sedini mungkin. Kita tahu bahwa anak kecil adalah kanvas putih yang kelak warnanya bergantung dari torehan kuas yang dihadirkan orang tuanya.

Manakala sejak dini anak diajarkan untuk menghormati orang tua dan orang yang lebih tua, menghargai perbedaan pendapat, menyayangi mereka yang lebih lemah atau lebih kecil usianya, dan berkata sopan di depan orang lain, maka semua nilai itu akan menjadi kebiasaan yang membentuk karakternya kelak.

Tak ada kata ‘terlalu dini’ untuk memulai kebaikan apalagi jika tantangannya teramat besar seperti zaman now. Mulai dari FOMO (fear of missing out), YOLO (you only live once), hingga FOPO (fear of people opinion), dengan mudah menjadikan orang tua sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab untuk membiayai kehidupan anak. That’s it. Tidak ada bonding, tidak ada rasa saling mengasihi dan menyayangi, dan tidak ada rasa kehilangan saat berpisah dari orang tua.

Maka mari kita mengajarkan adab kepada anak sejak dini. Dan tentulah untuk bisa melakukannya, kita pun sebagai orang tua juga telah menjalankan adab itu dengan baik.

Saatnya orang tua mencermati diri mereka sendiri: sudahkah kita menjadi teladan yang baik bagi anak? Sudahkah kita menjadi pribadi yang jujur, rajin, serta santun dalam kata dan perbuatan? Ini yang mesti dipastikan lebih dahulu.

Inilah dunia parenting, di mana tidak hanya orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengasuh buah hatinya tapi juga kewajiban untuk mendidik dirinya agar pantas diteladani.




Mata Ibu, Silvia Menjadi Komentator Bola bagi Anaknya

Sebelumnya

Lagi Lagi Lolly

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting