Flyer kolaborasi DACIH USK dalam upaya mengembangkan budaya Aceh/Dok USK
Flyer kolaborasi DACIH USK dalam upaya mengembangkan budaya Aceh/Dok USK
KOMENTAR

MENUJU milad ke-63, Universitas Syiah Kuala (USK) menginisiasi kembali pertemuan beragam pemangku kepentingan di bidang kebudayaan, seni, dan pakar ilmu serta praktisi kemanusiaan di Aceh. Pertemuan tersebut merupakan silaturahmi publik untuk belajar bersama, berproses produksi serta kreatif berinovasi atas aktualisasi ekspresi keilmuan dan budaya yang terus berkembang mengiringi zaman.

Inisiasi yang terbentuk dari ruang kreativitas yang diambil dari ikon kota “Jantong Hatee Rakyat Aceh” ini bermula dari geliat Kampus Kreatif Inoeng Balee Universitas Syiah Kuala yang ingin menembus kelas dunia.

Atas latar belakang itu serta konsistensi kerja yang dimulai sejak 1990, USK beserta Kopelma Dar as-Salam berharap terjadi kolaborasi pengetahuan, keterampilan serta kemahiran teknologi.

Dan, dalam momentum Pemilihan Umum 2023, Kampus Kreatif Inoeng Balee bertekad memperluas partisipasinya untuk mendampingi peradaban maju masa depan kebudayaan aceh bersama pemangku kepentingan dalam sebuah wadah yang dinamai Darussalam Creativity and Innovation Hub (DACIH).

Di awal Januari 2024, audiensi dari kunjungan formal Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPPRI) Provinsi Aceh dan Kota Banda Aceh bersama perwakilan Rektor USK menyepakati kolaborasi lanjutan yang dimungkinkan sebagai bagian dari rencana strategis lanjutan yang telah lama diikhtiarkan DACIH USK.

Pada akhirnya, Kepala Perpustakaan USK Dr Ismul Huda, Msi melalui UKM Literasi dan Informasi menyambut baik hal tersebut hingga disepakati kerja kolaborasi perdana yang diberi judul “Pemutakhiran Tradisi dalam Kreativitas Industri Terkini”.

Tidak hanya Ismul, kolaborasi juga melibatkan Kepala UPT Percetakan dan Penerbitan USK M Ridha Siregar, SE. MM serta organisasi masyarakat Aceh Documentary dan Museum Digital Gunung Seulawah.

Tajuk tersebut terinspirasi dari film dokumenter bergenre audiovisual ethnomusicology yang menyorot budaya musikal masyarakat pantai dan kepulauan di wilayah barat Pulau Sumatera. Judul Jejak Pewaris Sikambang Sumatera merupakan hasil penelitian dan dokumentari Dr Ari Palawi, SSn. MA. PhD atas pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan Kemdikbud Ristek Dikti RI melalui Program Dana Indonesiana.

Akan hadir Dosen Senior bidang Perencanaan Wilayah dan Kota JAPFT USK yang juga pendiri www.museumseulawah.ord Sylvia Agustina, ST. MUP, Faisal Ilyas (Ketua KPI Aceh), dan Akbar Rafsanjani (documentary filmmaker).

Dipandu oleh musikolog USK Dr Sn Mukhsin Putra Hafid, SSn, MA dan Rhyan Abdilla (jurnalis musik sekaligus sekretaris DPD PAPPPRI Aceh. Mereka akan hadir dan berdiskusi di Ruang Multimedia Adnan Ganto, perpusataan Abdullah Ali, USK.




Menparekraf Sandiaga Uno: Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024 Jadi Momentum Mengembangkan Pariwisata Berkelanjutan

Sebelumnya

Survei Kawula17: Tiga Masalah Lingkungan Ini Jadi Ancaman Nyata Bagi Kehidupan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E