Ilustrasi langit/Freepik
Ilustrasi langit/Freepik
KOMENTAR

“Beliau baik-baik saja. Segala puji bagi Allah, Rasulullah saw. dalam keadaan baik seperti harapanmu,” jawab kaum muslimin.

“Tunjukkan beliau kepadaku agar aku bisa melihat keadaannya,” pinta perempuan tersebut.

Lalu ia ditunjukkan ke arah Rasulullah saw. berada, maka ia berkata, “Semua kehilanganku tak ada artinya sekarang karena melihatmu selamat.”

Inilah level keimanan yang luar biasa. Suami, saudara, dan sekaligus ayahnya mati syahid di perang Uhud, tetapi muslimah dari Bani Dinar itu lebih mengkhawatirkan keselamatan Nabi Muhammad. Sekalipun orang-orang mengatakan beliau selamat, perempuan itu tetap gigih untuk melihat dan membuktikan secara langsung.

Setelah mata kepalanya memastikan Nabi Muhammad masih selamat, maka legalah hati sang muslimah. Duka cita atas kematian tiga orang yang dicintainya mendapatkan penawar dengan selamatnya Rasulullah.

Muslimah ini punya visi yang jauh ke depan. Dia bisa berjumpa lagi dengan suami, saudara, dan ayahnya di surga, tapi dengan masih hidupnya Rasulullah akan memperpanjang misi dakwah di persada dunia. Inilah cinta di atas cinta. Dia mencintai Allah dan Rasulullah melebihi duka cita yang dialaminya.




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Sirah Nabawiyah