Pengunjung Halal Expo Indonesia mencoba pengalaman teknologi VR/Farah
Pengunjung Halal Expo Indonesia mencoba pengalaman teknologi VR/Farah
KOMENTAR

AJANG pameran industri halal dan konferensi bisnis syariah HALAL EXPO INDONESIA (HEI) digelar di Jakarta Convention Center pada 25-29 Oktober 2023.

Sebagai gelaran pameran dagang dan konferensi berskala internasional, HEI dipadati serangkaian rangkaian kegiatan konferensi dan business matching. Pameran Business to Business sekaligus Business to Consumer terbesar di Indonesia ini menjadi ajang untuk memfasilitasi para pelaku usaha untuk masuk ke pasar internasional.

Di area seluas 3.500 M2 di hall A, HEI menghadirkan 120 booth pelaku bisnis dari dalam dan luar negeri mulai dari Malaysia, Kamboja, Jepang, China, India, Mesir, Iran, Ethiopia, Arab Saudi, Srilanka, Yordania, Belarusia, Turki, Amerika Serikat, hingga Palestina.

Salah satu booth yang dipenuhi antrean adalah Light Art VR, sebuah perusahaan asal Amerika yang memberikan pengalaman realitas virtual hiburan Islami yang sedang mencari mitra/franchise di Indonesia.

Dok. HEI

Light Art VR merupakan perusahaan pembuat konten tentang warisan Islam beresolusi 8K dengan narasi dalam bahasa Arab, Inggris, dan Indonesia.

Memanfaatkan teknologi virtual reality (VR), perusahaan ini menghadirkan pengalaman khusus kepada pengunjung untuk menyaksikan kisah-kisah Islam seperti Makkah, Hijrah, kisah Nabi Musa AS, Maulid Nabi, hingga kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

“Filmnya berdurasi hingga 8 menit. Di antaranya ada tentang Mekkah di masa Nabi Muhammad sebelum menjadi Rasul, ada tentang Hijrah yang memperlihatkan betapa sulitnya perjalanan dari Mekkah ke Madinah, dan kita juga punya film tentang peristiwa Isra Mi’raj yang benar-benar membawa pengalaman mengagumkan untuk mengetahui perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha,” papar Reno, salah satu tim Light Art VR saat ditemui Farah.id pada Rabu (25/10).

Dok. HEI

Dengan teknologi VR, orang tidak hanya bisa merasakan pengalaman berada di situs suci umat Islam, namun juga membawa mereka kembali ke masa kenabian 1400 tahun lalu. Pengguna teknologi VR bisa merasakan gerakan, mencium aroma Ka'bah, merasakan angin serta pergerakannya.

Faheem Aref selaku Co-Founder Light Art VR menjelaskan bahwa bagi umat Islam, ini adalah terobosan yang dapat mengobati kerinduan yang belum pernah merasakan pengalaman ke Tanah Suci dan tempat-tempat bersejarah Islam lainnya.

“Kita bisa berjalan, berlari, dan melihat apa yang ada di sekeliling kita, seolah-olah kita memang sedang berada pada masa lampau di zaman Rasulullah,” ucap Karima, reporter Farah.id yang berkesempatan mencoba Light Art VR di area HEI.

Melalui pameran HEI, Light Art VR menawarkan harga promo Rp785 juta untuk 1 kios, sudah termasuk 4 kursi gerak serta 2 headset VR non-motion.

Nantinya, mitra atau franchiser bisa membuka kios VR dengan ukuran 4x4 meter di mal atau di area yang sering dilewati. Mitra tidak perlu membayar di muka untuk produk Light Art VR, hanya membayar biaya royalti 25 persen dari tiket yang dijual.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon