Stafsus Angkie Yudistia dan teman disabilitas naik KCJB (30/9)/Ist.
Stafsus Angkie Yudistia dan teman disabilitas naik KCJB (30/9)/Ist.
KOMENTAR

STAF Khusus Presiden Angkie Yudistia mengajak serta sejumlah teman disabilitas dalam uji coba kereta cepat Jakarta-Bandung pada Sabtu, 30 September 2023.

Angkie juga hadir bersama Komite Pendidikan dan Budaya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, serta Dirjen Perkeretaapiaan Kementerian Perhubungan M. Risal Wasal.

Alasan Angkie mengajak teman-teman disabilitas adalah agar mereka bisa memastikan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas.

Angkie mengapresiasi fasilitas yang telah tersedia bagi disabilitas. Ia berharap akses yang tersedia bisa menunjang dan mempermudah para disabilitas untuk memakai transportasi kereta cepat.

"Kemarin kita sudah mencoba kereta cepat dari Jakarta- Bandung, lalu Bandung-Jakarta. Waktunya sangat cepat, hanya 40 menit, pergi 40 menit, pulang juga sama, jadi bisa mempersingkat waktu jika kita akan pergi ke sana. Selain itu banyak juga masukan dari teman-teman disabilitas yang ikut naik kereta cepat, setelah mereka merasakannya secara langsung," kata Angkie, Minggu (1/10).

Ia menjelaskan, dari teman disabilitas tuli ada masukan terkait visual yang perlu ditambahkan. Selain itu, Angkie menyampaikan bahwa perlu adanya karyawan yang memiliki kemampuan dalam berbahasa isyarat.

"Jadi ada beberapa masukan, seperti dari teman tuli yang ikut bernama Jennifer, dia bilang visualnya kurang banyak, lalu papan arah juga kurang banyak, harusnya mungkin bisa ditambah lagi untuk fasilitas tersebut agar bisa membantu teman tuli. Kemudian Jennifer bilang untuk karyawan perlu bisa berbahasa isyarat. Dari fasilitas juga di toilet, tidak ada lampu panggilan di dalam," tutur Angkie.

Selain masukan dari teman tuli, Angkie juga menyampaikan masukan-masukan lain dari disabilitas daksa dan netra.

"Lalu ada juga masukan dari teman daksa bernama Sasa, untuk akses masuk kursi roda. Masih susah, jadi perlu kursi roda khusus seperti di pesawat. Karena kemarin mencoba kursi yang Sasa pakai itu, tidak bisa masuk, jadi sulit. Selain itu juga tidak ada ramp untuk masuk gerbong, Sasa menyampaikan kemarin sign untuk difabel tidak ada, seperti di parkiran, di gerbong. Terlebih petugas di sana pun belum aware tentang difabel," jelas Angkie.

Menurut Angkie masukan-masukan itu diharapkan bisa menjadi perbaikan dan bisa memudahkan para disabilitas yang menggunakan transportasi kereta cepat.

"Ada juga masukan dari teman netra low vision bernama Dian. Seperti warna yang tertera pada papan pengumuman, masukannya warna papan katanya kurang kontras, lalu tulisan papan di boarding, kurang besar dan tebal. Selain itu perlu adanya cross block untuk stop dan berbelok. Karena menurut Dian, sepanjang percobaan kemarin tidak ada. Mungkin itu yang bisa diperhatikan oleh pihak terkait agar mempermudah teman-teman disabilitas," pungkas Angkie.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News