Para pembicara dalam First Aid Conference 2023 yang diselenggarakan di Plaza UOB Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (12/9)/Ist
Para pembicara dalam First Aid Conference 2023 yang diselenggarakan di Plaza UOB Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (12/9)/Ist
KOMENTAR

LUKA kecil maupun besar jika tidak diobati atau ditangani dengan baik, bisa sulit sembuh. Namun, perawatan luka bisa berbeda-beda. Ada yang bisa diobati dengan obat merah lalu dibiarkan terbuka sampai sembuh, ada pula yang lebih bai ditutup dengan plester atau diperban menggunakan kasa. Bahkan, ada juga luka yang perlu dijahit.

Perdebatan tentang penanganan luka, antara dibiarkan atau ditutup, cukup rumit diselesaikan. Karena, memang ada beberapa luka yang memerlukan penanganan khusus. Di sinilah pentingnya masyarakat teredukasi tentang cara penanganan luka (first aid) yang benar. Jika salah, luka akan membesar dan membusuk.

Dalam rangka merayakan World First Aid Day di September ini, Hansaplast sebagai brand perawatan luka yang telah mendampingi keluarga selama lebih dari 100 tahun, aktif menggelar kampanye edukasi pertolongan pertama dan perawatan luka melalui program Anak Siaga Hansaplast (yang telah rutin dilakukan sejak 2015) serta First Aid Conference yang ditujukan khusus untuk para tenaga kesehatan (perawat, dokter, dan apoteker) untuk yang kedua kalinya.

Dr Christopher Vierhaus, Group Brand Manager Health Care PT. Beiersdorf Indonesia menjelaskan jutaan cedera ringan terjadi setiap tahunnya, dan pertolongan pertama yang tepat adalah cara terbaik untuk melindungi terhadap kemungkinan infeksi pada luka.

Itulah sebabnya, Hansaplast memiliki misi sosial global untuk mengedukasi 200.000 anak di seluruh dunia, tentang pertolongan pertama dan perawatan luka sampai dengan akhir 2025.

ASH merupakan program edukasi mengenai pertolongan pertama pada luka (P3K pada luka) yang diberikan kepada anak-anak usia sekolah di Indonesia. Sampai saat ini, program ASH sudah berhasil mengedukasi 2.185 guru, 81.470 orang tua, dan 101.028 murid sekolah dasar.

Edukasi aktif dan berkelanjutan mengenai pentingnya pertolongan pertama sangat dibutuhkan, mengingat faktanya hanya tiga dari 10 orang yang siap memberikan pertolongan pertama.

“Bergerak dari fakta ini, tahun ini Hansaplast pun melakukan inovasi baru seperti program pelatihan khusus bernama Anak Siaga Champion, rangkaian edukasi mengenai pertolongan pertama pada luka di sosial media dan juga jingle baru Hansaplast,” kata Yosephine Caroline, Senior Brand Manager Health Care PT Beiersdorf Indonesia.

Sebagai bagian dari kampanye, Hansaplast hadir di Car Free Day di Jakarta dengan serangkaian acara menarik yang mengedukasi serta pembagian sample produk gratis. Sejalan dengan rangkaian tersebut, digelar pula Grebeg Pasar di tujuh kota Indonesia.

Hansaplast ingin menekankan pentingnya masyarakat mengerti mengenai P3K, sehingga bisa membantu diri sendiri dan orang lain saat membutuhkan.

Dokter sekaligus edukator Kevin Mak, menekankan pentingnya platform digital untuk mengedukasi publik. Di platform digitalnya, dr Kevin rutin membagikan tips mengenai cara perawatan luka yang benar.

“Perawatan luka sebenarnya sederhana, hanya tiga langkah yaitu bersihkan, lindungi, dan Sembuhkan. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik supaya tidak infeksi, kemudian lindungi dengan plester dan bila diperlukan gunakan salep luka,” tutur dr Kevin.




Menparekraf Sandiaga Uno: Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024 Jadi Momentum Mengembangkan Pariwisata Berkelanjutan

Sebelumnya

Survei Kawula17: Tiga Masalah Lingkungan Ini Jadi Ancaman Nyata Bagi Kehidupan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel C&E