Dunia menghadapi krisis berkepanjangan pascapandemi COVID-19/Pixabay
Dunia menghadapi krisis berkepanjangan pascapandemi COVID-19/Pixabay
KOMENTAR

PANDEMI COVID-19 memang menjadi pukulan teramat hebat bagi perekonomian negara-negara di dunia.

Tidak mengherankan bila International Monetary Fund (IMF) alias Dana Moneter Internasional memiliki banyak sekali ‘pasien’ yang memerlukan pertolongan untuk bisa bertahan dan bertumbuh kembali di era endemi.

Dalam sebuah kesempatan, Presiden Joko Widodo menanyakan langsung kepada Managing Director IMF Kristalina Georgiva tentang jumlah negara yang ditangani IMF.

“Saya bertanya ke Managing Director IMF, berapa negara yang jadi pasien IMF? Dijawab 96 negara, itu artinya hampir separuh negara di dunia sekarang merupakan pasien IMF. Ini mengisyaratkan tantangan dunia saat ini semakin tak mudah,” ujar Presiden Joko Widodo saat membuka kegiatan Mahasabha XIII KMHDDI Universitas Tadulako, Palu, seperti  diikuti secara daring, Rabu (30/8/2023).

Presiden Joko Widodo menjelaskan ada sejumlah negara yang ekonominya ambruk setelah sebelumnya mampu melewati masa krisis pandemi. Karena itulah Presiden memprediksi tantangan di era endemi justru tidak menjadi lebih mudah.

Apa saja?

Pertama, sebuah negara mungkin bisa mengatasi pandeminya, tapi tidak bisa mengatasi permasalahan ekonomi. Krisis pangan mungkin telah berlalu tapi harga pangan naik lebih dari 50 persen atau bahkan lebih dari 100 persen.

Kedua, krisis energi. Hal itu tampak di negara-negara Uni Eropa dalam bentuk kenaikan harga BBM dan gas. Harga gas bahkan disebut-sebut naik sampai 700 persen.

Ketiga, perang Rusia dan Ukraina. Pengaruh perang tersebut benar-benar mengacaukan kondisi geopolitik seluruh dunia dan memantik rivalitas di sejumlah kawasan.

Keempat, perubahan iklim. Dampak perubahan iklim kini tengah dirasakan hampir semua negara. Mulai dari gelombang panas hingga super El Nino.

Dari penelusuran Farah.id, diketahui bahwa suhu yang lebih hangat dari waktu ke waktu dapat mengubah pola cuaca dan mengganggu keseimbangan alam. Kondisi tersebut menimbulkan banyak risiko bagi manusia dan semua bentuk kehidupan lain di bumi.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News