Kondisi terkini sungai Efrat/Net
Kondisi terkini sungai Efrat/Net
KOMENTAR

SUNGAI Efrat menjadi salah satu sungai tertua yang memiliki peranan penting di dunia. Bersama sungai Tigris, Efrat memiliki sumber mata air terpisah dalam jarak 80 km di Turki timur dan mengalir ke tenggara melalui Suriah utara serta Irak ke ujung Teluk Persia.

Berstatus sebagai sungai terpanjang di Asia Barat, Efrat menjadi rumah bagi berbagai hewan seperti ular hingga mamalia kecil dan besar. Di sekitarnya juga sering terlihat berang-berang, dan landak, yang sering mampir untuk minum air dari sungainya.

Lalu, apa jadinya jika sungai ini mongering?

Sebuah laporan pemerintah pada 2021 memperingatkan bahwa sungai ini dapat mongering sepenuhnya pada 2040, karena penurunan permukaan air dan kekeringan yang didorong oleh perubahan iklim. Padahal, Timur Tengah dianggap salah satu wilayah yang paling rentan terhadap perubahan iklim, yang akan memperburuk masalah kelangkaan air di wilayah itu.

Memang, sudah bertahun-tahun lalu sungai Efrat semakin mengering. Curah hujan yang rendah menjadi penyebab utamanya. Laporan tersebut mengingatkan bahwa sungai Efrat-Tigris bisa benar-benar mongering pada 2040 karena penurunan permukaan air dan kekeringan yang didorong perubahan iklim.

Data Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE) milik NASA sebelumnya mengumpulkan data yang menunjukkan adanya cekungan sungat Tigris-Efrat kehilangan 144 kilometer kubik air tawar pada periode 2003-2013. Keadaan tersebut diperparah dengan kondisi kebutuhan air tawar yang terus meningkat, serta perbedaan interpretasi hukm internasional masing-masing negara sekitarnya.

Kekeringan ini pun memicu terjadinya konflik di wilayah Tigris dan Efrat. Tidak hanya itu, dampak krisis air ini juga memicu berbagai penyakit. British Medical Journal pada Maret 2023 menyelidiki banyak sekali keadaan darurat kesehatan di Irak terkait keberadaan air bersih.

Penyakit-penyakit itu di antaranya kolera, cacar air, campak, dan tifus. Orang-orang mencemaskan Tigris-Efrat yang mongering sejak zaman Alkitab. Ribuan tahun berlalu, ketakutan orang-orang bisa menjadi kenyataan, yaitu ‘kiamat’ kerusakan lingkungan jika manusia tidak membenahi sumber daya alam berharga ini.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News