Ilustrasi jutawan China/Net
Ilustrasi jutawan China/Net
KOMENTAR

FENOMENA warga China yang memiliki berpenghasilan tinggi melakukan imigrasi dari negeri Tirai Bambu pada 2022, kembali terjadi di tahun ini. Dilansir dari CNBC, laporan konsultan migrasi investasi Henley & Partners mengatakan, sebanyak 10.800 individu berpenghasilan tinggi bermigrasi dari Negeri Tirai Bambu pada 2022.

Jumlah ini diperkirakan meningkat di 2023, yang jumlahnya mencapai 13.500 orang jutawan, lainnya pergi meninggalkan China.

"Migrasi orang kaya di China bukan hal baru," kata kepala penelitian di perusahaan intelijen kekayaan global New World Wealth Andrew Amoils. 

Jutawan China, dikatakan Andrew, selama satu dekade telah ramai-ramai meninggalkan negara tersebut disebabkan pertumbuhan kekayaan secara umum di negara itu melambat.

"Aliran keluar baru-baru ini bisa lebih merusak dari biasanya," ujarnya.

Dirinya mengatakan, perekonomian Tiongkok tumbuh dengan kuat dari tahun 2000 hingga 2017. Tetapi pertumbuhan kekayaan dan jutawan di negara tersebut telah diabaikan sejak saat itu.

Tak hanya China, negara lain seperti India yang akan kehilangan orang-orang kaya diperkirakan akan kehilangan 6.500 jutawan tahun ini. Tentu ini bukanlah angka sedikit bagi negara tersebut. Sebab Angka ini jauh lebih tinggi dibanding migrasi tahun lalu yang cuma 1.000 orang.

Menurut dia, adapun penyebab lainya berbondong-bondong para jutawan pergi meninggalkan negaranya diduga karena masalah undang-undang Perpajakan.

"Hingga aturan rumit soal pengiriman uang ke luar negeri disebut sebagai pemicu tren migrasi ini," terangnya.

Sementara itu, untuk negara Asia lainnya mengalami individu kaya raya bakal meninggalkan negara mereka, Hong Kong.

Dalam catatan Andrea, diperkirakan Hongkong akan kehilangan 1.000 jutawan tahun ini.Lalu, Korea Selatan dan Jepang masing-masing bisa kehilangan 800 dan 300 jutawan.




Diberangkatkan Esok Hari, Petugas Mulai Lakukan Pemeriksaan Kesehatan pada Kloter Pertama Jemaah Haji

Sebelumnya

PBB Ingatkan Pasokan Bantuan ke Jalur Gaza Bisa Terhenti Beberapa Hari Akibat Serangan Israel ke Rafah

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News