Lomba lato-lato pecahkan rekor baru MURI/ ANTARA
Lomba lato-lato pecahkan rekor baru MURI/ ANTARA
KOMENTAR

MESKIPUN menimbulkan suara berisik, lato-lato dianggap positif sejumlah pihak lantaran dinilai bisa menjauhkan anak-anak dari kecanduan bermain gawai.

Untuk ‘melestarikan permainan lato-lato, PT Kimia Farma berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam kategori pertandingan dengan peserta terbanyak, yang digelar serentak di Jakarta, Jambi, Bengkulu, dan Makassar dengan total peserta 1.500 anak pada Sabtu (18/2/2023).

Peserta terbanyak berada di Jakarta, yaitu 1.000 anak bermain lato-lato di kawasan Kota Tua.

Di Jakarta, Kimia Farma menyediakan total hadiah sebesar Rp13,5 juta untuk juara satu, juara dua, juara tiga, juara harapan satu, juara harapan dua, juara harapan tiga, dan peserta favorit. Pemenang pertama berhak mendapatkan Rp3,5 juta.

Para peserta terlihat senang mengikuti lomba. Siapa sangka, memainkan permainan favorit bisa menghasilkan uang. Sementara orang tua menganggap kegiatan ini sebagai aktivitas menyenangkan bagi anak di hari libur terlepas dari besarnya nilai hadiah yang ditawarkan.

Dipilihnya lato-lato, menurut GM Marketing Non Farma PT Kimia Farma Tbk Eka Rahmadi, karena melihat permainan tradisional ini sebenarnya sudah pernah popular di kalangan anak-anak di era 1980-an hingga 1990-an.

Setelah sempat menghilang lama—dan digantikan dengan berbagai mainan modern dan canggih termasuk gawai untuk bermain online games, lato-lato kembali populer jelang awal tahun 2023.

Tak hanya anak kecil, remaja, dan orang dewasa pun ramai memainkan lato-lato. Mereka bahkan mencari cara kreatif untuk memainkannya, termasuk bagaimana agar permainan ini bisa ‘kedap suara’.

PT Kimia Farma melihat bahwa permainan tradisional ini bisa dilestarikan dengan menggelar perlombaan main lato-lato.

Mainan ini dianggap bisa melatih kreativitas dan fokus pada anak-anak. Ditambah lagi, anak-anak biasanya memainkan lato-lato secara bersamaan, yang di dalamnya terjadi komunikasi dan interaksi langsung. Hal itu tentu mengurangi waktu anak bermain gawai.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News