Tangkapan layar ToloNews
Tangkapan layar ToloNews
KOMENTAR

LARANGAN Taliban bagi perempuan Afghanistan untuk menempuh pendidikan menengah dan pendidikan tinggi telah menimbulkan protes baik di dalam negeri maupun di luar negeri, termasuk PBB.

Taliban telah mengumumkan bahwa pendidikan tinggi di universitas ditangguhkan untuk perempuan pada 20 Desember tahun lalu. Sebelumnya, pada Maret 2022, Taliban sudah lebih dulu melarang anak perempuan untuk belajar di sekolah menengah.

Di dalam negeri, tak hanya perempuan Afghanistan yang aktif menuntut pendidikan inklusif bagi semua warga negara tanpa terkecuali, protes juga banyak disuarakan oleh kaum laki-laki.

Salah satunya adalah Ismail Mashal, pendiri Universitas Mashal di Kabul yang juga seorang dosen di Universitas Kabul.

Profesor Ismail merobek ijazahnya secara langsung dalam siaran langsung televisi di Afghanistan sebagai protes atas larangan Taliban terhadap akses pendidikan tinggi bagi perempuan.

Dengan air mata berlinang dan suara bergetar, profesor itu merobek ijazahnya saat tampil di Tolo News, Senin (2/1/2023).

“Mulai hari ini, saya tidak memerlukan ijazah ini lagi karena negara ini bukan tempat untuk mengenyam pendidikan. Jika kakak dan ibu saya tidak bisa belajar, maka saya tidak menerima pendidikan ini,” katanya tegas.

Dia menambahkan bahwa ijazah yang ia bawa hari itu adalah untuk gelar Master dan Doktornya, dan itu semua adalah yang dokumen asli.

Penampilannya tersebut sontak menjadi viral, termasuk di-retweet oleh Shabnam Nasimi, mantan penasihat kebijakan Menteri Permukiman Kembali Afghanistan & Menteri Pengungsi, yang kini menetap di Inggris.

“Adegan yang mencengangkan ketika seorang profesor universitas Kabul menghancurkan ijazahnya di TV langsung di Afghanistan,” tweet Nasimi, di samping klip itu.

Pembatasan terhadap pendidikan itu menambah daftar pembatasan Taliban terhadap kebebasan perempuan. Pada bulan November, Taliban melarang perempuan menggunakan fasilitas pusat kebugaran dan taman.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News