KOMENTAR

MAKANAN merupakan salah satu bentuk dari sekian banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita.  Ragam makanan yang Allah sediakan pun sangat banyak dan beraneka rasa.

Namun sayang, seringkali kita menerimanya dengan perasaan biasa-biasa saja, bahkan tak jarang lisan kita dengan mudah mencela dan mengeluh tentang makanan yang disajikan baik dari bentuk, ragam, maupun rasa.

Alih-alih mengucapkan alhamdulillah, lisan kita lebih sering tergelincir mengeluhkan makanan yang ada di hadapan kita dengan kalimat-kalimat seperti, “Malas,ah... makanannya enggak menarik,” atau  “Duuhh, asin banget sih makanannya....”

Sahabat Farah, makanan yang tersaji di hadapan kita merupakan rezeki dan kasih sayang yang Allah berikan. Jadi sudah sepatutnya kita mensyukuri kehadirannya, karena di luar sana banyak sekali orang yang kesulitan mencari makanan atau bahkan tidak bisa menikmati makanan karena sakit yang dideritanya.

Selain itu, celaan yang kita berikan juga dapat menyinggung perasaan dan melukai hati orang yang menyajikannya.

Bagaimana jika saat kita mencela makanan tersebut, ternyata Allah marah dan mencabut nikmat-Nya untuk kita? Kita tentu tidak ingin mengalami hal tersebut.

Salah satu bentuk adab yang harus diperhatikan berkaitan dengan makanan adalah larangan mencela makanan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.,  Rasulullah saw. pernah mencontohkan, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam tidak pernah mencela makanan sekali pun. Apabila beliau berselera (suka), beliau memakannya. Apabila beliau tidak suka , beliau pun meninggalkannya (tidak memakannya).” (HR Bukhari dan Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Yang hendaknya dilakukan oleh seseorang jika dihidangkan makanan adalah menyadari besarnya nikmat Allah Ta’ala kepadanya dengan memudahkannya (mendapatkan makanan) dan juga bersyukur atasnya. Dan seseorang hendaknya tidak mencela makanan tersebut. Jika dirinya berselera dan senang (suka) terhadap makanan tersebut, hendaklah dimakan. Jika tidak, maka tidak perlu dimakan, dan tidak mengomentari makanan tersebut dengan komentar yang berisi celaan dan hinaan.” (Syarh Riyadhus Shalihin, 1; 817)

Dalam memilih makanan, Allah Swt. memerintahkan untuk mengonsumsi makanan yang halal dan baik. Di dalam Al Qur’an telah tercatat makanan apa saja yang halal dan haram.

Sebagai seorang Muslimah yang baik kita wajib untuk memilih makanan yang halal dan bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu dalam mengkonsumsinya pun harus bijak, ambil porsi secukupnya, hindari keserakahan agar terhindar dari sikap mubazir dengan membuang-buang makanan karena tidak habis dimakan.




Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Sebelumnya

Tentang Cinta Setelah Pernikahan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur