Uis Beka Buluh memiliki ciri gembira, tegas, dan elegan/Net
Uis Beka Buluh memiliki ciri gembira, tegas, dan elegan/Net
KOMENTAR

UIS Gara adalah kain tenun yang digunakan dalam kegiatan adat dan budaya Suku Karo dari Sumatera Utara. Selain digunakan sebagai pakaian resmi dalam kegiatan adat dan budaya, pakaian ini sebelumnya digunakan pula dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Karo.

Kata Uis Gara berasal dari bahasa Karo, yaitu Uis yang berarti kain tenun dan Gara yang berarti merah. MeskI begitu, kain tenun ini tidak selalu didominasi merah. Ada warna lain seperti hitam dan putih, serta dihiasi pula berbagai ragam tenunan dari benang emas dan perak.

Uis Gara juga dibuat dengan cara ditenun dan dipintal secara manual. Pewarnaannya pun menggunakan zat dan bahan pewarna alami.

Awalnya, Uis Gara dipakai sehari-hari oleh kalangan perempuan Karo. Namun saat ini, Uis Gara hanya digunakan di setiap upacara adat dan budaya Karo, Baik yang dilaksanakan di daerah Karo sendiri, maupun di luar daerah Karo.

Selain itu, kain tenun Uis Gara juga kerap dijadikan souvenir dan sebagai bahan  tas, dasi, gorden, ikat pinggang, sarung bantal dan lain sebagainya.

Sedikitnya ada 12 jenis Uis Gara yang sering digunakan oleh orang Karo. Ke-12 jenis Uis Gara itu memiliki makna filosofi dan kegunaannya pun tergantung pada peristiwa dan acara tertentu.

Bersama Ulos Batak, kain Uis Gara Karo menang di ajang Indonesia Fashion Week 2018/Net

1. Uis Beka Buluh

Uis Beka Buluh memiliki ciri gembira, tegas dan elegan. Kain Adat ini merupakan simbol wibawa dan tanda kebesaran bagi seorang pria Karo. Kegunaannya sebagai penutup kepala. Pada saat acara adat, kain ini dipakai kaum pria Karo sebagai mahkota pertanda untuk dialah pesta tersebut diselenggarakan.

Kain ini dilipat dan dibentuk menjadi mahkota pada saat Pesta Perkimpoian, Mengket Rumah (peresmian bangunan), dan Cawir Metua (upacara kematian bagi orangtua yang meninggal dalam keadaan umur sudah lanjut).

Pada saat seorang pria meninggal, pihak keluarga akan membayar berkat yang diterima tersebut dengan menyerahkan tanda syukur yang paling berharga kepada pihak kalimbubu tadi, yakni mahkota yang biasa dikenakannya yaitu Uis Beka Buluh.

2. Uis Jongkit Dilaki (Laki-laki)

Uis Gatip Jongkit dilaki (laki-laki) menunjukkan karakter kuat dan perkasa. Penggunaan sebagai pakaian luar bagian bawah untuk laki-laki yang disebut gonje (sebagai kain sarung). Kain ini dipakai oleh pria Karo untuk semua upacara adat yang mengharuskan berpakaian adat lengkap.

3. Uis Jongkit Diberu (Perempuan)

Uis Gatip Jongkit Diberu (perempuan) menunjukkan karakter teguh dan ulet. Penggunaan dari uis ini sebagai Penutup Kepala wanita Karo (tudung), baik pada pesta maupun dalam kesehariannya. Di beberapa daerah Karo, Uis ini diberikan sebagai tanda kehormatan kepada kalimbubu pada saat wanita Karo meninggal Dunia (Maneh-maneh dan morah-morah).

4. Uis Nipes Padang Rusak

Dipakai untuk selendang wanita pada pesta maupun dalam sehari-hari.

5. Uis Nipes Benang Iring

Uis Nipes Benang Iring ini dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat duka cita.

6. Uis Ragi Barat atau Ragi Mbacang

Uis Ragi Barat atau Ragi Mbacang, digunakan dan dipakai untuk selendang wanita pada upacara yang bersifat sukacita maupun dalam keseharian. Dan lapisan luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung), untuk kegiatan pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap.

7. Uis Jujung-jujungen

Uis Jujung-jujungen dipakai hanya untuk lapisan paling luar penutup kepala wanita (tutup tudung) dengan umbai-umbai emas pada bahagian depannya.

8. Uis Nipes Mangiring




Lengkapi Busana Kerjamu dengan Koleksi Syakeph Official x Anggiasari Mawardi

Sebelumnya

Hijab Pashmina untuk Gaya Simpel nan Anggun

Berikutnya

KOMENTAR ANDA