KOMENTAR

Akan tetapi, dakwah yang terbuka itu mereka pandang bagaikan perang besar terhadap kejahiliahan musyrikin Quraisy.  Tidak cukup berupa penolakan, tetapi mereka juga mengecam, menghina dan mencaci-maki.

Namun, dengan resminya dakwah terbuka, manuver Rasulullah malah kian ciamik. Tanpa menunjukkan rasa gentar sedikit pun, pada berbagai kesempatan beliau terus mengajak kepada jalan keimanan.
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri (2021: 6-7) mengungkapkan:

Teriakan lantang yang dipekikkan oleh Rasulullah saw. tersebut masih terasa gaungnya di seluruh penjuru Mekah. Lalu Rasulullah saw. melakukan dakwah kepada Islam secara terang-terangan (dakwah jahriyyah) di tempat-tempat berkumpulnya kaum musyrikin dan di klub-klub mereka.

Beliau membacakan Kitabullah kepada mereka dan menyampaikan ajakan yang selalu disampaikan oleh para Rasul terdahulu kepada kaum mereka, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, kalian tidak memiliki Tuhan selain-Nya.”

Beliau juga mulai memamerkan cara beribadahnya kepada Allah di depan mata kepala mereka sendiri; beliau melakukan shalat di halaman Ka’bah pada siang hari secara terang-terangan dan di hadapan khalayak ramai.

Dakwah yang beliau lakukan tersebut semakin mendapatkan sambutan sehingga banyak orang yang masuk ke dalam Dienullah satu per satu. Namun, kemudian antara mereka (yang sudah memeluk Islam) dan keluarga mereka yang belum memeluk Islam terjadi gap; saling membenci, menjauhi dan berkeras kepala. Melihat hal ini, kaum Quraisy merasa gerah dan pemandangan semacam ini amat menyakitkan mereka.

Saat dakwah sirriyah atau sembunyi-sembunyi saja sudah demikian keras pertentangan dari musyrikin Quraisy, dapat dibayangkan betapa dahsyatnya penolakan dan kekerasan dari mereka.

Memang benar ada yang memeluk agama Islam berkat dakwah jahriyyah yang terang-terangan ini tetapi tetap saja jumlah pemeluk Islam masih teramat sedikit. Risiko yang begitu besar bukan hanya dipikul oleh Rasulullah juga oleh seluruh pengikutnya, tidak terkecuali Fatimah putri kecilnya yang berhati besar.
        

 

 

 




Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Sebelumnya

Taktik Brilian Menghadang Pasukan Ahzab

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Sirah Nabawiyah