Sarah Al Amiri/ Net
Sarah Al Amiri/ Net
KOMENTAR

PADA Juli 2020, Yang Mulia Sarah binti Yousef Al Amiri ditunjuk menjadi Kepala Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UEA). Saat itu, Sarah tengah berada di Jepang untuk peluncuran misi Mars pertama UEA menggunakan roket Mitsubishi milik Jepang. Nama Sarah tercatat dalam sejarah sebagai ilmuwan utama termuda dalam misi ke Mars.

Menariknya, pada waktu itu Sarah sudah berstatus sebagai Menteri Negara untuk Pendidikan Publik & Teknologi Maju UEA.

Bagi Sarah, urusan luar angkasa bukanlah hal baru. Di usia 12 tahun Sarah sudah jatuh cinta dengan bidang antariksa, sejak ia pertama kali memandang gambar Galaksi Andromeda—dan mengetahui bahwa jaraknya adalah 2,5 juta tahun cahaya dari bumi!

Sarah remaja menyadari bahwa eksplorasi antariksa baru bisa dilaksanakan oleh segelintir negara terbesar di dunia. Ia berpendapat 'mustahil' bagi UEA akan bisa sampai ke luar angkasa dalam waktu dekat.

Atas dasar itulah, Sarah lalu memilih jurusan pemrograman komputer saat kuliah. Ia mendapat gelar M.Sc bidang teknik komputer dari Universitas Amerika Sharjah, UEA.

Tak disangka setelah lulus pada tahun 2009, program luar angkasa UEA mulai tumbuh. Sarah melamar, dan pada usia 22 tahun diterima menjadi insinyur perangkat lunak untuk sistem antariksa yang canggih.

Misi ke Mars UEA adalah yang kelima di dunia dengan pesawat antariksa bernama "Al Amal" yang berarti harapan.

Atas dedikasinya dalam pengembangan sains antariksa, nama Sarah Al Amiri masuk daftar 100 Women BBC tahun 2020 dan 100 Most Influential People in the World versi TIME tahun 2021.

Sarah menghabiskan masa kecilnya di Abu Dhabi. Kecerdasan perempuan kelahiran tahun 1987 itu nampaknya diturunkan dari sang ibu yang seorang sarjana dan berprofesi sebagai guru.

Sarah menjelaskan bahwa sangat banyak mahasiswa perempuan di negaranya yang memilih subjek STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematics). Jumlah sarjana sains dan teknologi di UEA juga didominasi kaum hawa, termasuk pekerja di bidang STEM. Karena itu, Sarah mengaku tidak mengalami kesenjangan gender dalam meniti karier di negaranya.

Sebagai Menteri Pendidikan & Teknologi sekaligus Ketua Badan Antariksa, Sarah telah memanfaatkan posisinya untuk merepresentasikan peran perempuan serta kesetaraan gender dalam sains dan teknologi di negaranya, UEA.




Nuzul Quran Masjid Al Hidayah: Quran dan Ibu sebagai Petunjuk Awal dan Madrasah Pertama Anak

Sebelumnya

Astronaut Nora Al Matrooshi Siap ke Luar Angkasa dengan Hijab Khusus Rancangan NASA

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women