Kasus penyakit cacar monyet setidaknya tercatat di sembilan negara Eropa yaitu Inggris, Swedia, Spanyol, Portugal, Belanda, Jerman, Belgia, Prancis, dan Italia serta di Australia/ Net
Kasus penyakit cacar monyet setidaknya tercatat di sembilan negara Eropa yaitu Inggris, Swedia, Spanyol, Portugal, Belanda, Jerman, Belgia, Prancis, dan Italia serta di Australia/ Net
KOMENTAR

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menggelar pertemuan darurat pada Jumat (20/5/2022) guna membahas wabah cacar monyet (monkeypox) setelah para ahli dari Oxford University melaporkan 100 kasus terjadi di Eropa.

Dilaporkan Euro News, kasus penyakit cacar monyet setidaknya tercatat di sembilan negara Eropa yaitu Inggris, Swedia, Spanyol, Portugal, Belanda, Jerman, Belgia, Prancis, dan Italia serta di Australia dan Amerika Serikat.

Layanan medis militer Jerman menyatakan bahwa wabah cacar monyet ini adalah yang terbesar dan paling luas yang pernah terjadi di Eropa.

Cacar monyet adalah infeksi virus langka yang dianggap ringan, ditandai demam dan ruam dengan bentuk yang khas. Data National Health Service Inggris menunjukkan bahwa kebanyakan pasien yang terinfeksi dapat sembuh dalam kurun beberapa minggu.

Virus cacar monyet pertama kali ditemukan tahun 1958. Saat itu ditemukan penyakit mirip cacar yang terjadi pada monyet objek penelitian milik sebuah laboratorium. Penyakit ini umumnya menyebar lewat kontak dekat.

Penyakit cacar monyet dikategorikan sebagai genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Virus cacar monyet adalah anggota keluarga virus yang sama dengan penyakit cacar (smallpox) yang disebabkan virus Varicella.

Penyakit ini sudah dilaporkan terjadi di 11 negara Afrika sejak tahun 1970. Cacar monyet paling sering terjadi di daerah-daerah terpencil di bagian tengah dan bagian barat Afrika.

Nigeria merupakan satu negara yang mengalami wabah cacar monyet sejak tahun 2017 dan masih berlangsung hingga saat ini. WHO mencatat 15 kasus terkonfirmasi dari 46 kasus yang dilaporkan sepanjang tahun ini.

Mengingat penyakit cacar monyet selama ini jarang menyebar ke luar Afrika, laporan kasus di Eropa mau tidak mau menimbulkan kekhawatiran.

Direktur WHO kawasan Eropa Hans Kluge memberi peringatan khusus terkait musim panas yang identik dengan berbagai festival, pesta, dan berbagai acara yang melibatkan kerumunan dalam jumlah besar. "Saya khawatir penularan bisa semakin cepat," ujarnya seperti dilansir BBC.

Kasus cacar monyet pertama di Eropa terkonfirmasi pada seseorang yang kembali ke Inggris dari Nigeria pada tanggal 7 Mei. Meski demikian, banyak juga kasus yang tidak berhubungan dengan perjalanan ke Afrika.

WHO menyebutkan bahwa penyebaran virus cacar monyet juga bisa berawal dari hewan pengerat. Artinya, monyet bukanlah satu-satunya hewan yang menjadi sumber penyebaran. Adapun reservoir alami cacar monyet hingga kini masih belum diketahui. Reservoir (berdasarkan KBBI) adalah organisme yang menjadi tempat hidup dan berkembang biak bagi parasit yang patogenik terhadap spesies lain, biasanya tanpa merusak inangnya.

WHO menjelaskan bahwa bukti infeksi virus cacar monyet telah ditemukan pada banyak hewan, mulai dari beragam spesies monyet, hingga tupai pohon, tupai tali, dan tikus Gambia.

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Para ahli berharap virus ini tidak menjadi pandemi global berdasarkan fakta bahwa virus cacar monyet tidak menyebar semudah penyebaran virus SARS-CoV-2. Risiko penularan terhadap masyarakat luas dianggap rendah.

Meskipun tidak ada vaksin khusus cacar monyet, data WHO menunjukkan vaksin pembasmi cacar yang ada saat ini efektif melawan cacar monyet hingga 85 persen. Spanyol dikabarkan sudah membeli ribuan vaksin cacar sebagai langkah antisipatif.

 




Benarkah Cuaca Panas Ekstrem Berbahaya Bagi Penderita Diabetes?

Sebelumnya

Yuk, Lindungi Mata dari Bahaya Sinar UV

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health