Desainer Lala Gozali/ Foto-foto: Agung Hadiawan
Desainer Lala Gozali/ Foto-foto: Agung Hadiawan
KOMENTAR

NAMA Lala Gozali dikenal sebagai desainer yang fokus mengembangkan kain lurik. Kain bercorak garis-garis yang identik dengan para prajurit dan abdi dalem Keraton Yogyakarta ini dikreasikan dengan cara unik hingga terciptalah busana etnik yang fashionable.

Dalam bahasa Jawa, lorek berarti "lajur atau garis". Disebut-sebut sebagai kain tenun tertua di Indonesia.

Jika dulu hanya diaplikasikan dalam warna hitam dan putih, kini lurik bisa ditemui dalam warna-warna cerah seperti merah, hijau, tosca, kuning, juga cokelat. Lurik kini juga bisa dipakai siapa pun, tanpa memandang status sosial ekonomi.

Lala, sang pemilik butik Gianti ini, setia dengan lurik. Kain tradisional yang ditenun menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Di tangan Lala, lurik tak sekadar 'lautan' garis. Busana lurik karyanya tak pernah biasa-biasa saja.

Busana lurik ala Gianti selalu memiliki desain yang apik. Kain tenun tertua itu dikemas dalam gaya yang modern, menghasilkan tampilan yang unik; paduan antara nuansa tradisional dan modern. Menyegarkan dipandang mata.

Lala bertekad melestarikan lurik dan membawanya menembus pasar internasional. Itu sudah dilakukannya pada penghujung tahun 2018 bersama Pelangi Wastra Indonesia. Kala itu Lala dan sembilan desainernya lain digandeng KBRI untuk menggelar karya mereka di Den Haag, Belanda.

Pandemi COVID-19 tak menyurutkan semangatnya untuk berkarya. Busananya tampil lebih casual dan bersahaja, namun ia tetap setia pada pakem wastra adati.

Sesulit apa pun kondisi kala itu, Lala tak ingin pecinta busana etnik melupakan Gianti. Ia tetap aktif berkarya dan mengikuti berbagai fashion event meskipun dilaksanakan secara online.

Menurutnya, kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk desainer dan pemerintah, menjadi kunci untuk mampu bertahan di masa sulit pandemi.

Di awal tahun ini, Lala menggelar koleksi Cheerful of Lurik dalam fashion show bertajuk "Heritage of Indonesia" dalam rangka HUT ke-3 Pelangi Wastra Indonesia yang digelar di Goodrich Suites Artotel Portfolio, Jakarta (24/1/2022).

Dalam koleksi kali ini, lurik benar-benar tampil ceria memanjakan para pecinta fesyen Tanah Air. Didominasi warna hijau emerald dan gradasi oranye, Lala menghadirkan tampilan lurik yang segar.

Lala menghadirkan tampilan two pieces dan three pieces. Ada tunik dengan detail dua kantong pada bagian bawah, ada pula outer panjang yang modis.

Percikan warna merah dan kuning serta paduan corak garis-garis vertikal dan horizontal serta kotak-kotak kecil, membuat desain lurik Lala akan dengan mudah diterima anak-anak muda. Dan itulah cara terbaik melestarikan wastra Nusantara.




Buah dan Sayur Sebagai Pengganti Skincare, Memang Bisa?

Sebelumnya

Mouna by Falasifa, Modest Wear Sporty-Casual yang Lahir dari Kedalaman Spiritual

Berikutnya

KOMENTAR ANDA