Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Di jalan-jalan maupun ruang publik—baik indoor maupun outdoor, kita bisa melihat banyak orang hanya menyimpan masker di saku celana atau di tas. Atau bahkan tidak membawanya lagi. Alasannya, virus corona sudah pergi dari bumi nusantara.

Padahal kenyataannya tak seindah itu.

Eropa mulai kelabakan menghadapi angka kasus Covid-19 yang naik dan naik lagi.

Wilayah selatan Jerman misalnya, angka rawat inap mulai tinggi sementara persediaan tempat tidur perawatan intensif sangat terbatas. Ditambah lagi, banyak tenaga kesehatan yang mengundurkan diri karena alasan kelelahan, kurangnya honor, dan kondisi stres berkepanjangan. Jerman disebut-sebut telah dihantam gelombang keempat pandemi.

Pemerintah negara-negara Eropa mulai memberlakukan kembali lockdown ketat namun ditentang masyarakat. AlJazeera mencatat demonstrasi diikuti puluhan ribu orang berlangsung di Austria, Belanda, Kroasia, Italia, juga Irlandia. Mereka menuntut pelonggaran pembatasan, memperlihatkan betapa mereka telah muak dengan pandemi.

Di Tanah Air, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Mayjen TNI Suharyanto mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada karena virus varian AY.4.2 telah masuk ke Malaysia dan Singapura.

Salah satu perhatian utama Kasatgas adalah Indonesia yang belum berhasil melewati Nataru tanpa kenaikan kasus. "Mudah-mudahan tahun ini kita berhasil. Jika pun ada kenaikan, semoga tidak terlalu drastis hingga segera bisa diatasi," demikian keterangan Kasatgas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala BNPB itu.

Jadi, kapan kita bisa berhenti memakai masker?




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News