Masker dan APD bekas mulai kotori lautan dan pantai di dunia/Net
Masker dan APD bekas mulai kotori lautan dan pantai di dunia/Net
KOMENTAR

PANDEMI virus corona atau Covid-19 membawa sederet masalah. Bukan hanya mengancam jutaan nyawa di seluruh dunia, tapi kini juga mengancam lautan dunia.

Pasalnya, limbah yang ditimbulkan pandemi, seperti masker, sarung tangan, dan tisu sekali pakai yang dibuang banyak ditemukan di saluran air dan lautan sejak beberapa bulan terakhir.

Mengutip CNN, setidaknya ada 62.210 APD, termasuk masker dan sarung tangan sekali pakai dikumpulkan selama acara Pembersihan Pesisir Internasional tahunan yang dilaksanakan pada September lalu.

Acara ini adalah upaya sukarela terbesar di dunia, yang diadakan setiap bulan September dan melibatkan peserta dari puluhan negara di dunia yang mengeluarkan dan mencatat volume sampel plastik dan limbah laut dari laut dan saluran air.

Tahun ini, sebanyak 76 negara berpartisipasi dalam acara tersebut dan mengumpulkan setidaknya 1,6 juta pon sampah, termasuk puluhan ribu produk APD.

Kepala ilmuwan organisasi nirlaba yang bekerja untuk melindungi lautan dan memajukan konservasi laut, Ocean Conservancy, Dr. George Leonard mengatakan bahwa temuan ini sangat mengejutkan. Pasalnya, ini adalah pertama kalinya dalam 35 tahun sejarah peristiwa tersebut, dimana APD ditambahkan sebagai kategori data sampah di lautan, bersama dengan puntung rokok, pembungkus makanan, sedotan plastik dan botol.

"Kami sangat yakin bahwa limbah APD merupakan ancaman yang signifikan bagi lautan dan kehidupan laut," kata Leonard.

Dia menambahkan, pandemi telah menciptakan masalah dua cabang.

"Ada peningkatan permintaan dan penggunaan plastik sekali pakai seperti tas dan wadah oleh konsumen dan bisnis untuk bahan makanan dan makanan yang dibawa pulang," katanya.

"Lalu ada penggunaan masker dan sarung tangan sekali pakai secara global. Tidak ada yang mengira beberapa bulan lalu bahwa seluruh dunia akan menggunakannya," sambungnya.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News